Rentan Terpapar COVID-19, Pelajar Disarankan tidak Buru-buru Masuk Sekolah

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 02 Juni 2020
Rentan Terpapar COVID-19, Pelajar Disarankan tidak Buru-buru Masuk Sekolah

Psikolog yang juga Koordinator Divisi Pencegahan pada Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Ruhui Rahayu Kalimantan Timur, Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi (ist)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Psikolog sekaligus Koordinator Divisi Pencegahan pada Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Ruhui Rahayu Kalimantan Timur Siti Mahmudah Indah Kurniawati, berpendapat pihak terkait tidak terburu-buru menerapkan belajar di sekolah menghadapi era normal baru.

"Juli nanti masuk tahun ajaran baru dan ada wacana peserta didik akan kembali ke sekolah dengan penerapan new normal (normal baru) dalam skenario protokol COVID-19, namun apakah anak-anak bisa mematahui protokol ini?" kata Siti Mahmudah di Samarinda, Senin (1/6).

Baca Juga

Pekerja Migran Sumbang Kasus Baru Positif COVID-19 di Jakarta

Ia menceritakan, dalam beberapa hari terakhir ia menerima puluhan pesan singkat melalui surel, Whatsapp, maupun DM Instagram mengenai kegelisahan orang tua terkait wacana kembalinya anak-anak ke sekolah.

Beberapa mengalami kecemasan, bagaimana anak-anak memiliki kesiapan selama di sekolah, kemudian berapa lama mereka di sekolah, dan kemungkinan risiko yang akan diterima anak.

Kegelisahan lain dari orang tua, di antaranya apakah anak-anak di sekolah bisa saling kerja sama untuk menghindari penularan karena anak sering usil. MUncul pertanyaan juga, mekanisme apa yang akan diterapkan di sekolah, dan apakah protokol kesehatan bisa berjalan.

Jika mengacu definisi normal baru, lanjut Siti, merupakan skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana mengimplementasikan skenario normal baru dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

"Artinya, untuk dunia pendidikan tentunya diperlukan kajian mendalam terkait kesiapan ini, karena menyangkut hak hidup anak-anak usia sekolah maupun prasekolah," tutur Siti yang juga pendiri Biro Psikologi Inka Alzena ini.

Indikator normal baru dari WHO di tengah pandemi COVID-19 ada tiga. Pertama, adalah tidak menambah penularan atau memperluas penularan atau semaksimalnya mengurangi penularan.

Pelajar
Ilustrasi pelajar. Foto: Istimewa

Kedua, menggunakan indikator sistem kesehatan, yakni seberapa tinggi adaptasi dan kapasitas dari sistem kesehatan bisa merespons untuk pelayanan COVID-19.

Ketiga, adalah dengan surveilans, yakni cara menguji seseorang atau sekelompok kerumunan, apakah dia berpotensi memiliki COVID-19 atau tidak sehingga perlu dilakukan tes masif.

Dalam hal ini, lanjutnya, tentu menjadi pertimbangan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, khususnya untuk membuka kembali aktivitas pembelajaran di sekolah.

Pertimbangan lainnya, anak-anak tidak kebal dengan COVID-19, karena perkembangan penyebarannya mulai menyisir pada anak-anak, seperti disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, FRCPI.

Aman Bhakti menyampaikan, hampir 3.400 anak berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), kematian PDP sebanyak 129 anak, positif 584 kasus, dan 14 kematian anak dari kasus positif COVID-19.

Temuan ini, kata Siti, menunjukkan angka kesakitan dan kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia tinggi. Ini membuktikan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan COVID-19 atau hanya akan menderita sakit ringan.

"Hal ini tentunya menjadi bahan pertimbangan mendasar jika akan membuka kembali pembelajaran di sekolah pada pertengahan Juli mendatang," ucap Siti dilansir Antara.

Baca Juga

Tetap Produktif Meski di Rumah Saat Pandemi COVID-19

Meski dalam kondisi wabah, kata dia, pemenuhan dan perlindungan hak anak harus dipenuhi, di antaranya hak untuk hidup, kesehatan, tumbuh dan berkembang, serta berpartisipasi optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.

“Dalam menghadapi pandemi COVID-19, orang tua atau orang dewasa harus memastikan anak-anak tetap terlindungi. Anak-anak rentan mengalami perlakuan salah, eksploitasi, bahkan kekerasan selama pandemi berlangsung,” pungkasnya. (*)

#COVID-19 #Samarinda
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Indonesia
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Juni 2025
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
Indonesia
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/6), mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Indonesia
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) meminta masyarakat meningkatkan protokol kesehatan yang pernah dilakukan pada musim pandemi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
Indonesia
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Dinkes DKI melakukan sejumlah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi penularan COVID-19.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
Bagikan