Recharge Diri Sendiri, Lakukan Detoks Media Sosial

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 01 Desember 2022
Recharge Diri Sendiri, Lakukan Detoks Media Sosial

Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh. (Foto: Unsplash/ROBIN WORRALL)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MELIHAT unggahan Instagram Story teman seketika langsung muncul rasa insecure karena mereka lebih cantik atau satu langkah lebih maju daripada kamu. Nyatanya, apa yang kamu lihat di media sosial tidak sepenuhnya sesuai dengan realita.

Pernahkah kamu merasa stres saat melihat konten di media sosial, tetapi tetap sulit menghentikan aktivitasmuu di dunia maya tersebut. Jika iya ini waktunya kamu perlu recharge diri atau detoks dari media sosial.

Faktanya, terlalu sering mengakses media sosial ternyata bisa menyebabkan dampak yang kurang baik bagi kesehatanmu. Salah satunya adalah kecanduan media sosial.

Detoks media sosial adalah upaya membatasi akses ke berbagai situs atau aplikasi jejaring sosial, baik untuk sementara maupun permanen. Mengutip laman Alodokter, ada beberapa hal yang bisa jadi pertanda bahwa kamu mungkin perlu melakukan detoks media sosial. Mulai dari merasa perlu melihat media sosial setiap saat, kerap mengalami stres, merasa takut tertinggal berita yang sedang viral, menganggap penting jumlah like dan komentar, sering bergadang hanya untuk mengakses media sosial, hingga mengalami masalah dalam pekerjaan atau hubungan pribadi.

Baca juga:

Lakukan Detoks Media Sosial dengan 4 Cara Ini

Recharge Diri Sendiri, Lakukan Detoks Media Sosial
Kehidupan di media sosial belum tentu sesuai dengan realitanya. (Foto: Unsplash/Adem AY)

Tidak hanya sekadar rehat, ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari detoks media sosial, seperti:

1. Menjaga kesehatan mental

Sebagian orang mungkin kebiasaan untuk membandingkan hidupnya dengan orang lain yang tampak lebih baik dan sempurna di media sosial. Hal ini bisa memicumu untuk merasa rendah diri, malu, iri, atau bahkan membenci diri sendiri.

Selain itu, menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang takut atau khawatir akan tertinggal berbagai hal yang sedang tren atau viral di media sosial. Kondisi ini disebut dengan fear of missing out (FOMO).

Dengan melakukan detoks media sosial, risiko kamu mengalami masalah tersebut pun akan menurun, jadi kesehatan mentalmu bisa tetap terjaga.

2. Menjaga kesehatan fisik

Bukan hanya kesehatan mental, melakukan detoks media sosial juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan fisikmu, lo. Kamu bisa terhindar dari risiko menderita berbagai gangguan kesehatan akibat terlalu banyak menatap layar gawai, seperti sakit kepala, migrain, dan gangguan kesehatan mata.

Selain itu, kamu juga bisa mengisi waktu yang bisa digunakan dengan kegiatan lain, seperti berolahraga, meditasi, atau me time.

Baca juga:

Tips Ampuh Detoks Media Sosial

Recharge Diri Sendiri, Lakukan Detoks Media Sosial
Jadi lebih produktif. (Foto: Unsplash/Christin Hume)

3. Meningkatkan kualitas tidur

Beberaa riset menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama di saat sebelum tidur, dapat menyebabkan penurunan kualitas serta jam tidur dan bahkan gangguan tidur, seperti insomnia. Ini dikarenakan berbagai emosi yang kamu rasakan saat mengakses media sosial, baik emosi positif maupun negatif, dapat membuat tubuhmu tetap terjaga.

Selain itu, sinar biru dari layar gawai juga bisa menghambat pelepasan hormon melatonin, yakni hormon yang memicu rasa kantuk.

4. Menjaga silaturahmi dan hubungan dengan orang-orang terdekat

Terlalu sering bermain media sosial secara tidak langsung bisa meregangkan hubunganmu dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan, keluarga, atau teman.

Sebagai contoh, saat sedang quality time bersama orang-orang terdekat, alih-alih fokus melakukan aktivitas bersama mereka, kamu malah sibuk mengakses media sosial.

Recharge diri dari media sosial bisa membantumu untuk fokus bersosialisasi dengan orang-orang terdekat, sehingga kedekatan hubunganmu dan silaturahmi dengan mereka tetap terjaga.

5. Jadi lebih produktif

Melakukan detoks media sosial juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan prestasimu. Pasalnya, dengan melakukan detoks media sosial, kamu jadi lebih fokus dan konsentrasi terhadap hal-hal yang sedang kamu kerjakan, seperti pekerjaan, pelajaran, atau olahraga. (and)

Baca juga:

Langkah Detoksifikasi Emosi untuk Jiwa dan Raga yang Kuat

#Kesehatan Mental #Desember Charger Warga +62
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan