Quarantine Insomnia, Gangguan Tidur saat Karantina


Quarantine insomnia bisa terjadi pada kamu.(foto: Unsplash/Megan te Boekhorst)
SAAT #DiRumahAja membuat banyak orang hidup lebih sehat, mulai dari makan, waktu berolahraga, hingga waktu tidur. Meski begitu, pandemi COVID-19 tak dimungkiri membuat sebagian orang dilanda kecemasan. Akibatnya, tidur nyenyak amat susah didapat. Jika kamua mengalami hal itu, artinya kamu terkena quarantine insomnia.
Laman Health menyebut Express Scripts, penyedia resep obat-obatan, melaporkan bahwa penggunaan obat antiinsomnia, antikecemasan, dan antidepresan meningkat sebesar 21% sejak Februari hingga maret 2020. Angka tersebut memuncak dimulai 15 Maret. Itu merupakan minggu yang sama ketika WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi dan Amerika Serikat menyatakan darurat nasional sebagai respons terhadap krisis.
BACA JUGA: #DiRumahAja, Waktu Sempurna untuk Memulai Meditasi
Bagi mereka yang memiliki gangguan tidur atau insomnia, Dr Jackson, seorang dosen senior bidang psikologi, percaya bahwa hal itu bisa dikaitkan dengan adanya masalah kekhawatiran tentang kesehatan kita dan orang-orang yang kita cintai. Hal itu diperparah dengan kesulitan soal keuangan dan kehilangan pekerjaan yang menjadi faktor utama.

Selain itu, menghabiskan banyak waktu untuk menonton, seperti melihat update terkait COVID-19 yang tak kunjung usai, membuat kamu sulit tertidur. Hal itu disebabkan paparan cahaya biru dari layar memberi tahu otak untuk memproduksi hormon tidur melatonin. Insomnia juga bisa berbasis depresi. Suasana hati yang konsisten rendah, lebih banyak berdiam di rumah, dan kurangnya energi dapat meningkatkan tidur siang hari, yang pada akhirnya dapat membuat lebih sulit untuk tertidur di malam hari.
Untuk itu, Peters Mathews, seorang dokter ahli gangguan tidur di Virginia Masion Medical Center, Seattle, menyarankan untuk menjaga jadwal tidur-bangun yang teratur. "Cobalah untuk bangun pada waktu yang sama setiap hari dan berjemur selama 15 sampai 30 menit," ujar Peters. Jangan menghabiskan lebih dari 9 jam per hari untuk tidur. Kamu harus menyadari bagaimana aktivitas harian mu dapat membahayakan atau menguntungkan jadwal tidurmu. Usahakan menghindari tidur siang, dan berhati-hatilah dengan konsumsi kafein dan alkohol, terutama di malam hari.(nic)
BACA JUGA: Bantu para Manula Melewati Masa Karantina, ini Panduannya
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
