Polusi Bisa Sebabkan Perilaku Kriminal

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 30 September 2023
Polusi Bisa Sebabkan Perilaku Kriminal

Polusi menyebabkan berbagai masalah terhadap manusia. (Foto: Freepik/Wirestock)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JIKA kamu pernah menonton beberapa film tentang polisi di masa depan, mungkin akan benar terjadi di kehidupan nyata. Polisi dan unit pencegahan tindak pidana kejahatan dan pelanggaran mungkin akan mulai memantau tingkat polusi udara di kota-kota.

Selain itu mengerahkan pasukan ke kawasan dengan tingkat polusi paling parah kapan saja dibutuhkan. Temuan baru menunjukkan bahwa hal itu mungkin saja bisa bermanfaat untuk berjaga-jaga mencegah tindak kriminal terjadi.

Baca Juga:

Rekomendasi Tanaman Penyerap Racun di Udara

Melansir dari laman Kemenkes RI, terdapat penelitian-penelitian yang tengah dilakukan berkaitan dengan polusi udara dan terganggunya kemampuan seseorang untuk membuat keputusan, masalah kesehatan jiwa, prestasi lebih buruk di sekolah, dan yang paling mengkhawatirkan adalah meningkatnya tindak kejahatan.

Kemana awan berpolusi bergerak, disana terjadi peningkatan tindak kejahatan. Saat kita resah tersebab paparan udara buruk, maka stres datang. Kita lebih sensitif dan mudah tersulut emosi dibanding saat berada dalam lingkungan udara yang bersih, segar dan sehat.

Temuan-temuan tersebut menjadi semakin mengkhawatirkan, karena lebih dari setengah populasi dunia kini tinggal di lingkungan perkotaan dan lebih banyak dari kita yang sekarang kerap bepergian di kawasan padat ketimbang zaman dahulu kala.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh orang secara rutin menghirup udara dengan tingkat polusi yang berbahaya. Polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang setiap tahunnya. Tetapi apakah dalam waktu dekat ini kita akan melihat grafik yang sama untuk kasus pembunuhan/kejahatan?

Seorang peneliti di London School of Economics, Sefi Roth, Pada tahun 2011 menyatakan berbagai dampak polusi udara. Ia sadar betul dampak negatifnya terhadap kesehatan, meningkatnya pengobatan di rumah sakit dan juga angka kematian. Roth kala itu berpikir akan ada dampak buruk lain dari polusi udara terhadap kehidupan.

Lalu Roth melakukan penelitian dengan mengamati apakah polusi udara berpengaruh pada kinerja kognitif manusia. Roth dan timnya mengamati para siswa yang mengikuti ujian di hari yang berbeda-beda dan mengukur berapa banyak pencemaran udara pada masing-masing hari itu. Seluruh variabelnya tetap sama: Ujian diikuti siswa dari tingkat pendidikan yang sama, di tempat sama, selama beberapa hari.

Ia menemukan bahwa variasi hasil rata-rata ujian mereka sangatlah berbeda. Hari-hari dengan tingkat pencemaran udara yang paling buruk berhubungan dengan nilai ujian paling jelek. Namun pada hari-hari dengan kualitas udara paling bersih, prestasi belajar para siswa lebih baik.

"Kita bisa melihat penurunan (prestasi) yang jelas pada hari-hari dengan tingkat polusi yang lebih tinggi," ujar Roth.

"Bahkan pada beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudahnya, kita tidak menemukan dampak apa pun, benar-benar hanya pada hari ujian, nilai ujian mereka menurun secara signifikan."

Untuk menentukan efek jangka panjangnya, Roth menindaklanjuti hasil penelitian itu dengan melihat seperti apa dampak hal tersebut delapan hingga 10 tahun mendatang. Mereka yang memiliki prestasi paling buruk di hari paling berpolusi cenderung diterima di universitas berperingkat rendah serta memiliki penghasilan yang lebih sedikit, karena ujian yang diteliti Roth adalah ujian yang sangat berpengaruh terhadap jenjang pendidikan mereka kemudian.

Polusi udara dapat berujung pada kategori kejahatan utama, seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pencurian mobil, dan penyerangan. (Foto: Freepik/Wirestock)

Pada penelitian tahun 2018, Roth dan timnya menganalisa data tindak kejahatan selama dua tahun dari lebih dari 600 distrik pemilihan di kota London, dan menemukan bahwa tindak kejahatan kecil lebih banyak terjadi pada hari-hari dengan tingkat polusi udara yang lebih buruk, baik di daerah elit maupun di daerah miskin.

Temuan tersebut murni berkorelasi, namun Roth punya alasan untuk percaya bahwa terdapat hubungan sebab-akibat dalam fenomena tersebut. Timnya juga membandingkan beberapa daerah secara spesifik dan memantau tingkat polusi udara dari waktu ke waktu. Awan berpolusi udara, bagaimana pun, dapat bergerak ke arah mana saja angin bertiup.

Awan itu membawa polusi ke berbagai bagian kota yang berbeda secara acak, baik ke daerah elit maupun daerah miskin. "Kami hanya mengikuti pergerakan awan tersebut setiap hari dan mengamati apa yang terjadi terhadap tindak kejahatan di kawasan di mana awan itu berarak, kami menemukan bahwa ke mana pun awan itu pergi, tingkat kejahatan meningkat di sana," jelasnya.

#September Sebangsa Seudara #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - 1 jam, 35 menit lalu
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan