Polio, Semua yang Harus Kamu Ketahui


Polio tipe 2 'muncul' disejumlah negara dalam enam bulan terakhir. (freepik/freepik)
SAAT ini sudah ada tiga kasus polio yang dilaporkan di Pidie, Aceh. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut polio tipe 2 'muncul' disejumlah negara dalam enam bulan terakhir, diantaranya Amerika Serikat, Inggris, dan Israel, kemudian disusul Indonesia.
Temuan kasus ini terjadi lantaran masih banyak warga di Pidie yang enggan menerima vaksinasi polio. Kondisi penolakan itu menurutnya terjadi pasca merebaknya penyakit campak rubella beberapa tahun silam.
Baca Juga:

Siapa yang paling berisiko terkena polio?
Polio merupakan penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular, tetapi dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.
Penyakit polio disebabkan oleh virus polio. Virus tersebut masuk melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polio umumnya menyerang anak usia di bawah lima tahun. Tapi, kelompok dewasa juga bisa tertular polio jika memiliki faktor risiko.
Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio. Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, tetapi lebih jarang terjadi.
Gejala tertular
Penderita polio biasanya tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi, hal ini dikarenakan awalnya hanya akan menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan infeksi pada orang lain.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis).
Nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6–20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan dan berlangsung 1-10 hari.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah-muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.
Baca Juga:

Sementara, paralisis adalah jenis polio yang berbahaya, karena dapat menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun, dalam waktu 1 minggu, akan muncul gejala lain seperti hilangnya refleks tubuh, otot menjadi tegang dan terasa nyeri, hingga tungkai atau lengan terasa lemah.
Untuk pemeriksaan yang bergejala, pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada refleks tubuh. Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel dahak, tinja, atau cairan otak untuk mendeteksi keberadaan virus polio.
Pada polio, pengobatan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi. Dokter akan menganjurkan pasien untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi cairan untuk meredakan gejala yang muncul.
Polio dapat dicegah dengan imunisasi. Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut (OPV). Vaksin polio dalam bentuk obat tetes mulut (OPV-0) diberikan kepada bayi sesaat setelah lahir. Selanjutnya, vaksin polio akan diberikan sebanyak empat dosis, baik dalam bentuk suntik maupun obat tetes mulut.
Berikut adalah jadwal pemberian keempat dosis vaksin polio tersebut:
- Dosis pertama (polio-1) diberikan saat usia 2 bulan
- Dosis kedua (polio-2) diberikan saat usia 3 bulan
- Dosis ketiga (polio-3) diberikan saat usia 4 bulan
- Dosis terakhir diberikan pada usia 18 bulan sebagai dosis booster. (DGS)
Baca Juga:
Plan Indonesia Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana untuk Anak
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
