Pola Hidup tak Sehat Sebabkan Nyeri Lutut di Usia Muda


Pola hidup tak sehat sebabkan nyeri lutut di usia muda.(foto: Merahputih.com/Dekritawj)
GAYA hidup tak sehat serta kurangnya asupan nutrisi bagi tulang dan sendi bisa sebabkan nyeri lutut di usia muda. Rasa nyeri itu muncul akibat kerusakan jaringan pada suatu bagian di dalam tubuh. Secara umum, penyakit radang sendi banyak dialami kelompok lansia yang mulai mengalami proses penuaan.
Meski begitu, sakit lutut juga acap menyerang individu yang memiliki tingkat aktivitas tinggi seperti olahraga, duduk di depan laptop, naik turun tangga, mengangkat beban, hingga menari K-pop. “Karena aktivitas sekarang kebanyakan daring dan kelamaan duduk, ini bisa menyebabkan otot menjadi enggak gerak terutama otot kaki yang memiliki peran untuk menstabilkan lutut,” ujar dokter spesialis rehabilitasi medik dr Ferius Soewito, Sp.KFR, AIFO-K, kepada Merahputih.com di Hotel Des Indes, Jakarta, Rabu (24/5).
BACA JUGA:
Di sisi lain, jika otot di lutut tidak bekerja secara aktif, kekuatan dan stabilisasi pada otot lutut akan berkurang. Tak hanya otot yang bisa menyebabkan cedera, postur tubuh pun memiliki berpengaruh sangat besar. Ferius menambahkan, penyakit ini ibaratkan seperti gedung yang atasnya miring sehingga fondasinya akan turun. Fondasi yang sangat berperan penting dalam tubuh, yaitu lutut.

“Kalau punggung atau tulang belakang miring otomatis akan turun ke bawah. Jadinya tidak simetris,” lanjutnya. Kedua lutut harusnya menyalurkan energi yang hampir sama. Jika salah satu lutut memiliki beban yang lebih tinggi, lutut yang satu akan lebih mudah terkena cedera.
Tak hanya aktivitas lutut yang berlebih, pola makan sembarangan juga berpotensi memengaruhi beban tubuh yang lebih meningkat dan akan menurun ke lutut. Jadi kemungkinan untuk cedera pada lutut akan lebih tinggi.
BACA JUGA:
“Lifestyle itu memengaruhi bukan hanya organ dalam kita, bahkan semua badan kita. Misklnya kurang tidur, kecapaian hingga pola makan sembarangan itu pasti akan mengganggu,” tutur Ketua Komite Medis Flex Free Clinic dr Arif Soemarjono, Sp.KFR, FACSM kepada Merahputih.com.

Meski demikian, ia menyebut kondisi sendi lutut kembali lagi ke aktivitas yang sering dijalani individu setiap hari. "Harus tetap diimbangi sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Contohnya seperti olahraga gym, harus memiliki tujuan yang jelas apakah hanya menjadi body filter atau untuk kesehatan. “Jika tidak bisa menyesuaikan kemampuan tubuh, kita akan mudah terekena cedera,” tutup Arif.(dkr)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
