PM Belanda Bantah Sentimen Islamophobia Merebak di Eropa
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Sentimen Islamophobia atau anti-Islam dituding kian berkembang di Eropa. Adanya penolakan terhadap imigran muslim di sejumlah anggota Uni Eropa menjadi salah satu indikatornya.
Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte membantah bahwa sentimen Islamophobia sama sekali tidak berdasar. Justru yang menjadi persoalan serius Eropa saat ini yakni tingginya migrasi yang tidak terkendali.
Baca Juga:
Inggris Keluar dari Uni Eropa, Fadli Zon: Mereka Harus Tentukan Jalan
Atas dasar itu, kemudian oleh sejumlah kalangan dituding sebagai Islamophobia.
"Itu memang bagian dari globalisasi dan kita harus beradaptasi dengan ini. Tetapi kemudian banyak migran datang ke negara-negara Eropa, tidak memahami satu sama lain dan memiliki sistem nilai yang berbeda. Hal itu menimbulkan masalah," kata PM Rutte dalam diskusi publik yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Senin (7/10).
Pria yang menjabat sebagai Perdana Menteri Belanda sejak 2010 itu menegaskan bahwa persoalan di Eropa bukan disebabkan rasialisme atau penolakan terhadap warga asing, melainkan karena proses migrasi yang sangat cepat.
"Faktanya, Uni Eropa sudah mencoba mengendalikan migrasi. Contohnya ketika lebih dari satu juta pengungsi Suriah datang ke Jerman. Kita harus memikirkan solusi untuk mengatasi permasalahan ini," tutur Rutte.
Sebagaimana dilansir Antara, PM Rutte juga menambahkan bahwa pemerintah Belanda terus berupaya membantu para migran yang terdiskriminasi melalui penyusunan undang-undang.
Baca Juga:
Konflik Produk Minyak Sawit Indonesia-Uni Eropa Akan Diselesaikan Lewat WTO
Kunjungan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte kali ini ke Indonesia merupakan yang ketiga kalinya setelah kunjungan sebelumnya pada 2013 dan 2016.
Selain untuk membahas sejumlah kerja sama bilateral, kunjungan PM Rutte juga dimaksudkan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo yang terpilih kembali sebagai Presiden RI dan akan dilantik pada 20 Oktober 2019.(*)
Baca Juga:
23 Negara Uni Eropa Tawarkan Diri Jadi Pemantau Pemilu ke BPN
Bagikan
Berita Terkait
Belum Sebulan Menjabat, Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu Undur Diri
Dewan Badan Banding WTO Mati Suri, RI Minta Uni Eropa Patuhi Putusan Sengketa Biodiesel
Ribuan Produk Indonesia Bebas Tarif Uni Eropa, Hampir Semua Nol Persen
Ada Perjanjian IEU-CEPA, Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Kerja di Uni Eropa
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Indonesia Menang Sengketa Biodiesel Lawan Uni Eropa
UE Rilis Visa Schengen untuk WNI, Waka Komisi VII DPR: Perluas Pasar Produk RI di Eropa
Setibanya di Jakarta, PM Malaysia Anwar Ibrahim Disambut Jamuan Makan Malam di Kediaman Presiden Prabowo
Kesepakatan IEU-CEPA Tandai Era Baru Kemitraan Strategis Indonesia dan Uni Eropa