Pesta Raya Flobamoratas Digelar Kembali dengan 'Semangat Tanpa Batas'

Acara ini ini bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat lokal terhadap isu lingkungan disekitar. (Pesta Raya Flobamoratas)
PESTA Raya Flobamortas (PRF) akan kembali digelar oleh aliansi Voices for Just Climate Action (VCA) pada 3-4 November 2023 di Kupang Water Park, Nusa Tenggara timur (NTT).
Acara ini mengangkat tema Semangat Tanpa Batas dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Baca Juga:
Perwakilan Koalisi Sipil sekaligus Ketua Panitia pelaksana PRF Tahun 2023 Ridwal Alif mengatakan, “Harapannya PRF dapat dilaksanakan dengan Semangat Tanpa Batas dalam upaya aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Yaitu semangat yang tidak terbatas pada lokasi geografis, usia dan generasi, serta gender. Semua bisa melakukan dimanapun dan kapanpun dengan memulai #LangkahHariIni.”
Berdasarkan siaran pers yang diterima MerahPutih, melalui berbagai rangkaian acara yang dimulai sejak awal Oktober hingga puncak acara November 2023 memiliki semangat Baku Dukung PRF.
Semangat ini bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat lokal terhadap isu lingkungan di sekitar mereka baik lingkungan, ekonomi dan budaya yang dapat mempengaruhi tingkat perubahan iklim.
“Isu perubahan iklim masih sering dianggap isu elit walaupun dampaknya sudah dirasakan kita semua. Perlu kreativitas dalam berkampanye untuk mengkomunikasikan isu perubahan iklim ke masyarakat luas sehingga dapat dimengerti fenomena dan urgensinya,” jelas Country Engagement Manager Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos) Indonesia Arti Indallah.
Untuk menjeskan persoalan perubahan iklim memang bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya upaya dan banyak cara untuk menjelaskan hal ini, salah satunya dengan seni.
Baca Juga:
Berkonsep Ramah Lingkungan, Gerai Kopi di Uluwatu Gunakan Kayu Bali dan Bambu
“Melalui PRF, kami mencoba berbagai pendekatan melalui media seni, budaya, musik, untuk mendekatkan isu perubahan iklim dan keadilan sosial ke masyarakat. Mengamplifikasi solusi iklim yang sesuai dengan konteks lokal, dan menggalang dukungan berbagai pihak untuk solusi iklim yang berkeadilan,” kata Arti.
Momentum ini bisa berfungsi sebagai sarana untuk menyoroti dan mengapresiasi upaya lokal dalam menghadapi dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Sebagai hasilnya, dapat memotivasi lebih banyak masyarakat setempat di Nusa Tenggara Timur untuk bersatu demi menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat bisa lebih peduli kepada lingkungannya, tidak harus warga NTT saja tetapi seluruh masyarkat Indonesia dapat lebih peduli dengan lingkungannya. (aqb)
Baca Juga:
Konservasi Penyu di Parigi Pangandaran Memberikan Pemahaman Perlindungan Alam
Bagikan
Berita Terkait
Imbas Demo Ricuh di Solo, Pemkot Batasi Semua Gelaran Event hingga 22.00 WIB

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
