Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Satu 2020 Diproyeksi Minus


Perkantoran Jakarta. (Foto: MP/Rizky).
MerahPutih.com - Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal satu 2021 diproyeksi minus satu persen. Hal ini akibat kinerja ekspor impor, perkembangan daya beli masyarakat, inflasi, belanja pemerintah yang belum optimal.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Econimc and Finance (Indef) Tauhid Ahmad faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tak terlalu signifikan pada awal tahun ini tercermin dari kredit perbankan masih mengalami kontraksi minus 2,15 (yoy). Sedangkan dana pihak ketiga semakin naik 10,11 persen (yoy) pada Februari 2021.
Baca Juga:
Beratnya Tantangan Perbankan di Tengah Pemulihan Ekonomi
"Ini mencerminkan bahwa dengan kredit yang terkontraksi, dana pihak ketiga yang bertambah, dorongan dari dunia usaha, perbankan, dan masyarakat untuk menggerakkan perekonomian lebih rendah," ujarnya di Jakarta, Senin (29/3).
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi masih minus, inflasi pada Februari yang masih di bawah keadaan normal yakni sebesar 1,38 persen. Normalnya, inflasi di Indonesia mencapai 2,5 sampai 3 persen.
"Jadi kalau dibandingkan dengan kuartal pertama 2020 yang masih separuhnya tidak covid, saya kira (pertumbuhan ekonomi) masih negatif,” ujarnya.
Ia menyebutkan, program vaksinasi COVID-19 belum berdampak signifikan untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk berbelanja karena jumlah masyarakat yang telah di vaksin masih relatif kecil dibandingkan target pemerintah serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro yang cukup berpengaruh kepada minat belanja masyarakat.

“Sekarang itu di tempat perbelanjaan, faktor belanja masih minus 20 persen dari batas normal yaitu 0 persen. Hanya di lingkungan tempat tinggal yang masih positif karena kita bergerak di situ,” katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2021 masih akan mengalami kontraksi pada kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen. Namun, secara keseluruhan Kementerian Keuangan tetap optimistis ekonomi Indonesia akan berada di level 4,5 persen sampai 5,3 persen. (*)
Baca Juga:
Kapolri Tegaskan Pemulihan COVID-19 Berpengaruh Pada Pemulihan Ekonomi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Asik Nih Bank Milik Pemerintah Mulai Dapat Kucuran Rp 200 Triliun, Harus Disalurkan Buat Kredit

Menkeu Purbaya Bakal Datangi Kementerian Yang Lelet Belanja, Paparkan Dihadapan Media

Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Celios Desak Reset Ekonomi Indonesia, Copot Menkeu Sampai Pemberian Subsidi Tunai ke Rakyat

Penjarahan Rumah Pribadi Menkeu Sri Mulyani Jadi Sorotan, Pengamanan Idealnya Setara Wakil Presiden

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Kondisi Rakyat Tidak Baik, Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tidak Naikkan Pajak

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Diviralkan karena Sebut Guru Beban Negara, Menkeu Sri Mulyani Tegaskan itu Deepfake AI
