Permintaan Komoditas Tambang Bikin Ekspor Indonesia Melonjak


Tambang Freeport. (Foto: PT Freeport).
MerahPutih.com - Nilai ekspor Indonesia pada April 2021, mencapai USD18,48 miliar atau naik dibandingkan April 2019 yang meningkat tajam yakni 51,94 persen, meskipun hanya naik 0,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Performa ekspor pada April 2021 ini sangat bagus sekali, impresif karena adanya peningkatan permintaan dan kenaikan harga komoditas," kata Kepala Badan Pusat Stastistik Suhariyanto di Jakarta, Kamis (20/5).
Baca Juga:
Pemerintah Optimistis Cetak 500 Ribu Eksportir di 2030
Adapun beberapa komoditas nonminyak dan gas andalan Indonesia yang mengalami peningkatan harga antara lain minyak kelapa sawit yang naik 4,24 persen secara month on month (mom) dan meningkat 76,5 persen secara year on year (yoy).
Selain itu, komoditas tembaga meningkat 3,74 persen (mom) dan secara tahunan naik 84,4 persen (yoy). Harga komoditas emas juga ikut meningkat 2,43 persen (mom) dan naik 4,6 persen (yoy). Tak hanya itu, komoditas timah dan aluminium juga mengalami peningkatan harga.
Tetapi, beberapa harga komoditas nonmigas mengalami penurunan, antara lain karet yang turun 9,10 persen (mom) meski secara tahunan masih naik 61,41 persen (yoy), kemudian komoditas minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) juga menurun 2,43 persen (mom) menjadi 61,96 dolar AS per barel, meski secara tahunan harga ICP masih meroket 200 persen.
Sektor industri pengolahan masih menjadi kontributor utama pendongkrak ekspor yakni sebesar 80,73 persen, diikuti tambang yang berkontribusi 12,27 persen, migas 5,17 persen, dan pertanian 1,83 persen.
Ekspor migas pada April 2021 mencapai USD0,96 miliar, mengalami kenaikan 5,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mom) dan melesat 69,60 persen ketimbang periode yang sama di tahun lalu (yoy).
Sedangkan ekspor pada sektor pertanian yang angkanya USD0,34 miliar mengalami penurunan sebesar 14,55 persen (mom), namun tetap meningkat 18,98 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun ekspor industri pengolahan yang mencapai USD14,92 miliar, mengalami kenaikan baik dibandingkan bulan sebelumnya maupun dibandingkan tahun sebelumnya, di mana keduanya naik 0,56 persen dan 52,65 persen.
Sementara itu, pada sektor pertambangan, ekspor mengalami peningkatan sebesar 2,27 persen (mom) dan 47,02 persen (yoy).
Dengan kondisi tersebut, nilai total ekspor RI pada Januari-April 2021 mencapai USD67,38 miliar atau meningkat 24,96 persen dari nilai total ekspor periode yang sama 2020 sebesar 53,92 miliar dolar AS.
Sedangkan, nilai total ekspor nonmigas sebesar pada periode tersebut mencpai 63,78 miliar dolar AS atau meningkat 24,84 persen dibandingkan Januari-April 2020 yang angkanya USD51,09 miliar. (*)
Baca Juga:
Alasan UKM Indonesia Sulit Tembus Pasar Ekspor Versi Menkeu Sri
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

4,2 Juta Hektare Lahan Hutan Dijadikan Tambang Ilegal, Mulai 1 September Bakal Ditertibkan

Prabowo Mau Sikat ‘Orang Kuat’ di Balik Tambang Ilegal, DPD RI Beri Dukungan

Yusril Sebut Prabowo Tegas Berantas Tambang Ilegal hingga Judi Online Tanpa Pandang Bulu

DPD Dukung Prabowo Sikat Habis Oknum Jenderal TNI/Polri Pembeking Tambang Ilegal yang Rugikan Negara Rp 300 Triliun

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit

Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan

Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
