PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Hasil pemaparan survei BPS.(foto: dok BPS)
MERAHPUTIH.COM - BADAN Pusat Statistik (BPS) menyebut 0,77 persen dari jumlah pengangguran Agustus 2025 merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Adapun jumlah pengangguran pada Agustus 2025 sebesar 7,46 juta orang. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud pun mengungkap asal industri yang paling banyak melakukan PHK.
"Pengangguran yang terkena PHK paling banyak berasal dari industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan," kata dia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (5/11).
Sementara itu, jumlah yang telah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja sebesar 9,07 persen. Edy menyebutkan, bagi orang yang sudah diterima bekerja, tapi belum mulai, atau memiliki usaha tetapi usahanya belum dimulai, tetap masuk kategori pengangguran.
"Kemudian yang ketiga, angkatan kerja yang baru setahun yang terakhir, jadi fresh graduate, yang tidak terserap, jadi belum terserap, baru masuk di pasar tenaga kerja atau yang baru lulus itu sebesar 14,58 persen," lanjutnya.
Baca juga:
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
BPS juga mencatat pengangguran jangka panjang atau orang yang mencari kerja lebih daripada setahun lalu itu mencapai 31,08 persen. Edy juga menyampaikan hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, aktivitas keuangan dan asuransi, serta realestat.
"Tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak yakni pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan," ujar Edy.
Sektor pertanian berkontribusi sebesar 28,15 persen dalam penyerapan tenaga kerja di Agustus 2025. Sementara itu, bidang perdagangan dan industri pengolahan masing-masing berkontribusi sebesar 18,73 persen dan 13,86 persen.
Edy memaparkan, dalam kurun Agustus 2024 - Agustus 2025, lapangan usaha pertanian mengalami peningkatan tenaga kerja sebanyak 0,49 juta orang, akomodasi dan makan minum sebanyak 0,42 juta orang, serta industri pengolahan sebanyak 0,30 juta orang.
BPS juga mencatat dari 146,54 juta orang penduduk yang bekerja, sebesar 38,74 persen di antaranya berstatus sebagai buruh, karyawan, atau pegawai. Jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya, penduduk bekerja berstatus buruh, karyawan, atau pegawai mengalami penambahan terbanyak, yaitu sebesar 0,65 juta orang. Dalam setahun terakhir, jumlah penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga mengalami penurunan terbesar, yakni sekitar 0,30 juta orang.
Sementara itu, sejalan dengan peningkatan penduduk bekerja sebagai buruh, karyawan, ataupun pegawai, proporsi pekerja formal per Agustus 2025 mengalami peningkatan menjadi sekitar 42,20 persen dari total penduduk yang bekerja.(knu)
Baca juga:
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang
Presiden Setujui Program Latihan Kerja Kepala Keluarga Ekstrem Miskin, 4 Bulan Langsung Jadi Satpam
Yuk Datangi Job Fest Tahap III Jakarta, Ada 4.026 Lowongan Kerja
Harga Emas Perhiasan Picu Lonjakan Inflasi RI, Tertinggi dalam 26 Bulan