Perihal Taiwan, Indonesia Dorong AS dan Tiongkok Kurangi Ketegangan


Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi parlemen di Taipei, Taiwan. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Indonesia mendorong semua pihak untuk melakukan langkah nyata guna mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi, sebagai respon atas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan.
“Dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah dikutip dari Antara, Rabu (3/8).
Baca Juga:
Indonesia Diminta Buka Suara Terkait Kunjungan Pelosi ke Taiwan
Faizasyah mengatakan Indonesia juga menyatakan keprihatinan atas semakin tajamnya rivalitas di antara kekuatan besar.
“Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Selat Taiwan,” ujar dia.
Di akhir pernyataannya, Faizasyah menegaskan bahwa Indonesia tetap menganut Kebijakan Satu Tiongkok (One China Policy), yang berarti Indonesia memandang Taiwan bagian dari Tiongkok.
Kunjungan Pelosi disebut Tiongkok ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan, karena Beijing menganggap kunjungan pejabat pemerintah asing sebagai pengakuan atas kedaulatan pulau itu.
Kementerian Pertahanan Tiongkok pun menyiagakan pasukan militer Tiongkok dan akan melancarkan "operasi militer terarah" sebagai reaksi atas kunjungan Pelosi.
Pihak militer Tiongkok mengumumkan latihan perang gabungan udara dan laut di dekat Taiwan mulai Selasa malam (2/8). Mereka juga menguji coba peluncuran rudal konvensional di perairan lepas pantai timur Taiwan.
Baca Juga:
Sementara itu, Pelosi menjelaskan bahwa kunjungan delegasi Kongres AS ke Taiwan menegaskan komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan.
Dia memuji komitmen Taiwan atas pemerintahan yang demokratis, kemudian mengkritik bahwa Tiongkok telah meningkatkan ketegangan dengan Taiwan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
"Kita tak bisa diam saja sementara CCP terus mengancam Taiwan dan demokrasi itu sendiri," kata Pelosi, merujuk pada Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.
Dia juga menyebut "tindakan brutal" Tiongkok terhadap pemberontak politik di Hong Kong dan perlakuan terhadap Muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya.
Setelah Pelosi tiba di Taiwan, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan AS "tidak akan terintimidasi" oleh ancaman dan retorika Tiongkok. Dia menegaskan tidak ada alasan kunjungan itu bakal menyulut krisis atau konflik.
"Kami akan terus mendukung Taiwan, membela Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan berusaha menjalin komunikasi dengan Beijing," kata Kirby dalam jumpa pers. (*)
Baca Juga:
Tiongkok Peringatkan AS untuk Tidak Ikut Campur Urusan Taiwan
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Modal Cuma Bertahan, Timnas Taiwan Siap Digempur Habis-habisan Jay Idzes dan Kawan-Kawan

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Evaluasi Perlindungan Diplomat dan Staf KBRI

Staf KBRI Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Sebut akan Diautopsi di Lima lalu Dipulangkan

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Kemenlu Tanggapi PBB Terkait dengan Unjuk Rasa, Ikuti Arahan Presiden

Diplomat Zetro Ditembak Usai Ambil Uang di ATM, Belum Terindikasi Ada Intimidasi
