Perhatikan Bahan Pembuatan Bantal untuk Kenyamanan Tidur


Pilih bantal yang sesuai dengan kenyamanan dan kesehatan. (Foto: Unsplash/Morgan Lane)
BANTAL sangat penting untuk menunjang kenyamanan tidur. Tapi, jika kamu salah memilih atau menggunakan bantal, bisa-bisa mengganggu kualitas tidur. Oleh karenanya, sebelum membeli bantal, lebih baik kamu mencari-cari dan mempertimbangkan dulu bahan dasar pembuatannya atau isi bantalnya.
Bantal yang nyaman digunakan, hendaknya mampu membuat penggunanya nyaman dan mudah terlelap. Saat ini, banyak sekali desain bantal yang dijual dengan aneka motif, bahkan tersedia jasa custom bantal. Sebelum memilih desain kesukaanmu, ketahui dulu apa saja bahan isian pada bantal yang menurut kamu nyaman untuk menunjang waktu tidurmu.
Baca Juga:
1. Dacron

Dacron, bahan sintetis yang cukup banyak digunakan dalam kebutuhan tekstil. Biasanya digunakan untuk isian boneka dan bantal, agar terlihat lebih berisi dan rapi. Dengan bobot ringan, material ini bisa menjadi bahan alternatif untuk menggantikan kapas dan kapuk.
Material ini terbuat dari serat plastik yang sangat halus. Meskipun terlihat mampu mengisi ruang-ruang yang ada. Namun ketika divakum atau dipres dapat mengecil lebih dari setengah ukurannya. Ketika vakum dilepas akan kembali ke bentuk semula.
2. Kapuk dan kapas

Kapuk dan kapas menjadi bahan pengisi bantal dan kasur yang paling umum digunakan. Bahan ini dinilai cukup kuat menahan beban dan ketebalannya bisa disesuaikan. Biasanya jika bantal menggunakan bahan ini, untuk mengatur ketebalannya, kamu pasti menepuk-nepuk untuk mengatur bentuknya supaya nyaman.
Hanya saja, kekurangan dari bahan ini, mudah berdebu dan dapat menjadi sarang tungau yang mengakibatkan gangguan kulit dan pernafasan. Jadi jika bantal dan kasurmu terbuat dari bahan ini, disarankan untuk sering membersihkan sebelum tidur atau bisa menjemurnya seminggu satu atau dua kali. Ditambah, bahan ini menyimpan kelembapan, jadi lama kelamaan jika sering digunakan, akan memadat dan keras.
3. Lateks

Lateks berasal getah pohon karet. Teksturnya kenyal dan lembut. Bantal latex umumnya memiliki lubang-lubang sebagai pengatur kekenyalan bantal. Dalam perkembangannya muncul lateks sintetis yang terbuat dari styrene-butadiene rubber (SBR). Lateks sintetis memiliki kelembutan dan kekenyalan yang mirip dengan yang alami. Bedanya lateks sintetis cenderung kurang awet jika dibandingkan yang alami. Lateks natural umunnya memiliki sifat antibakteri dan antitungau, ini karena kandungan getahnya yang cukup tinggi.
Baca Juga:
Terobsesi Makanan Sehat? Bisa Jadi Penderita Orthorexia Nervosa
4. Memory foam

Disebut memory karena bahan ini membutuhkan waktu untuk ke bentuknya semula setelah mendapatkan tekanan. Bantal ini terbuat dari busa vicoelastic polyurethane yang padat. Awalnya bahan ini akan digunakan pada tempat duduk astronot, tapi batal. Konon busa ini mampu mengurangi gaya gravitasi. Terutama saat pesawat roket lepas landas. Toh, teknologinya kemudian digunakan pada bantal, kasur, dan guling.
Bantal dari material ini sebaiknya digunakan di ruang berpendingin udara (AC) karena bahannya menyerap keringat. Kelebihannya bahan ini anti bakteri, anti jamur, dan tidak menyerap debu. Sehingga aman untuk digunakan oleh orang-orang yang memiliki alergi dan pengidap asma.
5. Bulu angsa

Bantal ini adalah bantal paling mahal. Ada dua jenis bulu yang menjadi pengisi, yaitu bulu bagian leher atau down yang sangat halus dan bulu bagian dada (feather) yang mengandung tulang. Semakin tinggi kandungan downnya, semakin mahal harganya. Tercatat di salah satu aplikasi belanja online, bantal ini dijual dengan kisaran harga Rp350 ribu hingga lebih dari Rp1 juta.
Sebagai bahan organik, bulu angsa menghasilkan debu dan menjadi tempat tinggal tunggu. Sehingga bahan ini tidak dianjurkan untuk orang yang mengidap alergi. Namun, dari segi kenyamanan, bahan ini terasa lebih lembut. Semain banyak kandungan bulu halus angsa, maka semakin bagus kualitasnya. (rzk)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
