Peretas Rusia Diduga Curi Data Vaksin Virus Corona


Peretas Rusia Diduga mencuri data vaksin Virus Corona (Foto: pixabay/B_A)
PERETAS dari badan intelijen rusia dikabarkan mencoba mencuri data tentang pengembangan vaksin Virus Corona. Kabar tersebut berdasarkan informasi dari otoritas Amerika Serikat, Inggris serta Kanada.
National Cyber Security Centre (NCSC) dari Inggris sangat mengutuk serangan tersebut. Mereka meyakini serangan itu datang dari kelompok APT29 atau yang dikenal juga sebagai the dukes dan Cozy Bear, organisasi mata-mata terkait dengan badan intelijen Rusia.
Baca juga:
Seperti yang dilansir dari laman The Verge, pihak agensi keamanan lainnya pun mendukung temuan tersebut. Salah satunya Communications Security Establishment, US Department of Homeland Security, Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), dan National Security Agency.

Terkait hal tersebut NCSC meyakini peretas itu mencoba mengumpulkan penelitian Virus Corona, termasuk soal data pengembangan vaksin. "Kami mengutuk serangan tercela ini terhadap mereka yang melakukan pekerjaan vital untuk memerangi pandemi coronavirus," ujar direktur operasi NCSC, Paul Chichester.
Baca juga:
Selain Paul Chichester, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab ikut mengutuk aksi kelompok peretas tersebut. Raab mengaku sangat geram atas tindakan tak bertanggung jawab itu. "Orang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku sembrono, Inggris dan sekutunya melanjutkan kerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global," tutur Paul.
Petinggi intelijen Amerika Serikat mengatakan peretas Rusia mencoba mencuri hasil riset guna mengembangkan vaksin Corona mereka sendiri dengan lebih cepat. Bukan untuk menyabotase usaha dari negara lain.

Menurut laporan NCSC, dalam aksinya, APT29 menggunakan beragam tools dan teknik pembobolan, termasuk dengan cara phising serta menyusupkan malware. "Kemungkinan untuk memperoleh kredensial otentikasi guna mendapat akses lebih lanjut," tulis laporan itu.
Kelompok peretas itu diduga menyimpan banyak informasi login. Setelah mereka sukses meretas organisasi target, APT29 akan meluncurkan malware khusus untuk melakukan operasi lebih lanjut dalam sistem.
Saat kasus Virus Corona meningkat di berbagai belahan dunia, banyak negara memperingatkan serangan cyber internasional yang diarahkan pada penelitian medis.
Seperti halnya pada Mei lalu, FBI dan CISA secara resmi menuduh Tiongkok mendanai dan mengoperasikan upaya peretasan untuk mencuri informasi vaksin Virus Corona dari AS dan sekutunya.
Awal tahun ini, AS dan Inggris juga mengeluarkan peringatan tentang kelompok dari Tiongkok, Iran, Korea Utara dan Rusia yang menargetkan organisasi layanan kesehatan, kelompok penelitian, perusahaan farmasi dan pemerintah lokal. (ryn)
Baca juga:
Ilmuwan Korea Selatan Kembangkan Robot untuk Tes Swab Corona
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
