Perempuan Paling Banyak Alami Sindrom Kaki Gelisah, Apakah Itu?


Ilustrasi kaki. (Foto: Pexels/Roman Odintsov)
MerahPutih.com - Kaki terus begerak ketika duduk terlalu lama atau tidur. Kaki selalu gelisah merupakan tanda dari Restless Leg Syndrom (RLS) alias sindrom kaki gelisah.
RLS merupakan gangguan sistem saraf yang menyebabkan keinginan kuat untuk menggerakkan kaki. Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, RLS primer, atau RLS idiopatik. Idiopatik di sini berarti tidak ada penyebab yang diketahui.
Disebutkan bahwa kondisi RLS bisa menjadi makin parah ketika sedang beristirahat. Makanya sindrom ini disebut juga sebagai gangguan tidur.
Menurut laman Webmd, hampir 7 - 10 persen orang di Amerika Serikat mengalami sindrom kaki gelisah. Sekitar 2 persen-3 persen dari mereka mengalami gejala sedang hingga parah yang memengaruhi kualitas hidup mereka. Selain itu, lebih banyak perempuan yang mengalaminya daripada pria.
Baca juga:
Mengenal Sindrom Tourette, Kondisi Dialami Lewis Capaldi saat Konser Berlangsung
Guna mengetahui kemunculan gejala RLS, biasanya ditunjukan dengan tanda tidak biasa di kaki timbul rasa gatal, merangkak, tertarik, nyeri, berdenyut, atau kesemutan. Sehingga efeknya memiliki keinginan kuat untuk menggerakkan kaki agar sensasi tersebut hilang.
Kondisi ini juga dapat terjadi pada lengan, dada, atau kepala. Kondisi ini bisa muncul di kedua sisi tubuh.
Baca juga:
Sorry Sindrome, Ketika Seseorang Terus Minta Maaf
Kondisi RLS bisa diperparah dengan adanya kondisi penyakit kronis. Misalnya penyakit parkinson, gagal ginjal atau penyakit ginjal diabetes, kerusakan saraf tepi (neuropati), cedera sumsum tulang belakang.
Kemudian ada juga kondisi Kekurangan zat besi. Kondisi kadar zat besi yang rendah dapat menjadi faktor penyebab RLS bagi sebagian orang.
Baca juga:
Baby Blues, Sindrom Perubahan Mood pada Ibu yang Baru Melahirkan
Mendapatkan lebih banyak zat besi dari makanan dapat membantu orang tersebut dari RLS. Sumber zat besi dari makanan meliputi daging tanpa lemak, makanan laut, kacang-kacangan, buncis, sayuran, dan produk biji-bijian yang diperkaya zat besi seperti sereal sarapan.
Selain itu, konsumsi obat-obatan juga memengaruhi risiko RLS. Misalnya seseorang yang mengkonsumsi obat anti mual, antipsikotik, antidepresan kemungkinan akan mengalami kondisi ini. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
