Pilpres 2019

Penyebaran Hoaks Selama Ini Sarat dengan Kepentingan Politik Kelompok Tertentu

Eddy FloEddy Flo - Sabtu, 16 Maret 2019
 Penyebaran Hoaks Selama Ini Sarat dengan Kepentingan Politik Kelompok Tertentu

Pengamat Politik Karyono Wibowo (Screenshot youtube.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Penyebaran hoaks yang masif dilakukan selama proses demokrasi khusus Pemilu dan Pilpres 2019 berkaitan erat dengan kepentingan politik kelompok tertentu.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo ada korelasi yang kuat antara hoaks dengan kepentingan politik tertentu sebab dari data yang ada selama ini hoaks didominasi konten politik.

"Hoaks tentang politik lebih banyak dibandingkan konten hoaks lain, trennya semakin meningkat. Dari 771 konten hoaks, ada 181 hoaks politik," kata Karyono dalam diskusi bertajuk "Implikasi dan Konsekuensi Kampanye Menggunakan Hoaks dalam Pemilu 2019", di Jakarta, Sabtu (16/3).

Karyono menggatakan tren produksi dan sebaran hoaks meningkat cukup tajam, dari hasil temuan terbaru Kementerian Komunikasi dan Informatika terdapat 771 konten hoaks selama Agustus 2018 sampai dengan Februari 2019.

Ilustrasi hoaks
Ilustrasi hoaks

Dari jumlah itu menurut dia telah didominasi hoaks yang berbau politik yaitu dari 771 jenis hoaks, terdapat 181 konten hoaks terkait dengan isu politik yang menyerang kedua pasangan calon presiden maupun partai politik.

"Data dari Masyarakat Anti-fitnah Indonesia dan Kemenkominfo, peredaran hoaks selama Januari 2019 didominasi hoaks tentang politik," ujarnya.

Dia juga mengutip data Political Wave, pasangan Jokowi-Ma'ruf paling banyak diserang dengan hoaks misalnya isu Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik palsu dari China hingga isu Ma'ruf Amin akan diganti Basuki Tjahaja Purnama.

Karyono Wibowo sebagaimana dilansir Antara menilai hoaks diproduksi dan direprodukai untuk mempengaruhi pemilih namun yang terjadi adalah kampanye kehilangan substansi dan justru yang terjadi adalah narasi ujaran kebencian, saling serang, menghasut dan hoaks.

Namun menurut dia yang berbahaya saat ini adalah hoaks sudah masuk dalam industri misalnya kasus saracen yang menyediakan jasa menyebarkan hoaks untuk kepentingan bisnisnya.

"Ketika hoaks masuk industri maka bisa menjadi komoditas bisnis untuk mendapatkan keuntungan, itu membuat Indonesia darurat hoaks," katanya.

Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan jelang Pemilu 2019 telah terjadi perang urat saraf dan propaganda dengan menggunakan media sosial.

Dia menilai tujuan penggunaan hoaks dalam politik adalah menaikan elektabilitas calon yang didukungnya dan menurunkan elektabilitas lawan politik.

"Lalu yang menarik siapa pelakunya, saya lihat pelakunya adalah pendukung fanatik dan mencari kelemahan lawan," ujarnya.

Dia mengatakan kedua pasangan calon sama-sama diserang hoaks khususnya terkait konten Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan (SARA) dan kalau itu digunakan maka proses pemulihannya sangat lama.

Stanislaus Riyanta menilai solusi paling tepat adalah melakukan deteksi dan cegah dini, kalau tidak bisa maka harus dilakukan penegakan hukum agar menimbulkan efek jera.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Rommy Jadi Tersangka, Hasto: TKN Bukan Tipe Ninggalin Teman Koalisi Kena Masalah

#Karyono Wibowo #Pengamat Politik #Penyebar Hoaks #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: SIM, STNK dan TNKB Berlaku Seumur Hidup
Akun itu membagikan video yang isinya memperlihatkan anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding .
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 16 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: SIM, STNK dan TNKB Berlaku Seumur Hidup
Indonesia
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Pemerintah harus membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun. Pengamat pun mengatakan, bahwa ini bisa menjadi bom waktu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Indonesia
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Presiden RI, Prabowo Subianto, ikut turun tangan saat memusnahkan barang bukti narkoba di Mabes Polri, Rabu (29/10).
Soffi Amira - Kamis, 30 Oktober 2025
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
Konteks asli video merupakan momen Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan pesan kepada PSSI
Angga Yudha Pratama - Senin, 27 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
Unggahan tersebut terbilang populer dengan lebih dari 12.400 tanda suka dan 2.400 komentar
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Dia meminta publik agar bersabar menanti
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Indonesia
Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mencatat sebanyak 1.593 kasus hoaks tersebar di Indonesia dalam periode satu tahun terakhir, dari 21 Oktober 2024 hingga 17 Oktober 2025.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
 Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Hasil penelusuran fakta menunjukkan tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang dapat membenarkan klaim yang beredar tersebut
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Indonesia
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Ray mencontohkan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Bagikan