Penyebab Quarter-life Crisis yang Sesungguhnya


Hampir semua orang mengalami fase quarter-life crisis dalam hidupnya. (Foto: Pixabay/qimono)
MATI segan, hidup tak mau. Begitu lah slogan paling tepat untuk para muda-mudi yang sedang berada di ujung tombak kehidupan. Rasanya berat sekali untuk menjalani kehidupan dewasa sehingga ingin kembali ke masa kecil saja. Ketika akhirnya sudah menyelesaikan pendidikan, kamu dihadapkan dengan tantangan baru yaitu bekerja.
Namun, tak semua orang langsung mengetahui apa yang benar-benar diinginkannya dalam hidup ini. Sebagian harus mengalami fase quarter-life crisis yaitu kebingungan dalam menjalani kehidupan dewasa.
Menurut laman medium, quarter-life crisis akan membuatmu bertanya-tanya apakah kamu sudah di jalan yang tepat dalam hidup ini. Ditambah kamu juga akan merasa pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini sepertinya kurang sesuai dengan passion yang sesungguhnya. Wajar saja jika kamu mengalami fase quarter-life crisis. Karena fase ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang ada di sekelilingmu.
Baca juga:
1. Pola didik orangtua

Cara orangtua mendidik anak tentunya sangat memengaruhi karakternya ketika tumbuh dewasa. Tak hanya itu, pola didik orangtua juga menentukan apakah kelak anak akan langsung tahu apa yang diinginkannya dalam hidup atau harus mengalami fase quarter-life crisis terlebih dahulu.
Anak ibarat kertas putih kosong sehingga belum mengetahui apa yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri. Meskipun membutuhkan bimbingan, orangtua perlu sesekali membiarkan anak untuk memilih. Dengan begitu ketika tumbuh dewasa dan harus menentukan pilihan sendiri, anak tidak merasa ragu.
2. Trauma

Berada di lingkungan keluarga yang positif bukan jaminan seseorang tidak akan mengalami fase quarter-life crisis. Seorang anak akan tumbuh dengan melihat berbagai peristiwa dalam hidupnya. Beberapa di antaranya mungkin akan membuatnya merasa trauma.
Pada akhirnya ia akan tumbuh menjadi sosok yang terlalu khawatir dan pesimis ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan. Rasa khawatir yang berlangsung cukup lama merupakan salah satu pertanda bahwa seseorang mengalami fase quarter-life crisis.
Baca juga:
3. Terlalu sering mengikuti teman

Sedari kecil bikin geng. Apa-apa selalu bareng dengan teman sepermainan. Dari mulai memilih masuk sekolah mana sampai akhirnya masuk ke universitas yang sama. Hingga akhirnya tiba lah saatnya untuk kamu memilih tempat kerja.
Sayangnya ketika sudah dewasa dan masuk ke dunia kerja profesional, kamu hanya bisa bergantung pada dirimu sendiri. Jika terbiasa mengikuti jalan pilihan teman, bisa-bisa kamu terjebak di fase quarter-life crisis karena tidak bisa membuat keputusan untuk diri sendiri.
4. Melihat kesuksesan orang lain

Hidupmu sangat mulus dari mulai masa sekolah hingga bekerja. Eitsss tunggu dulu, hidup seseorang yang terlihat mulus-mulus saja bukan berarti tidak bisa mengalami yang namanya quarter-life crisis.
Seseorang yang sudah sukses pun bisa mengalami quarter-life crisis ketika melihat teman yang terlihat jauh lebih sukses. Selalu merasa kurang adalah pertanda bahwa seseorang sedang mengalami fase quarter-life crisis. Jangan mudah percaya dengan semua yang ada di media sosial!
5. Hidup jauh dari orangtua

Nah, kalau yang satu ini sih dialami oleh hampir semua anak rantau yang terpaksa hidup jauh dari orangtua. Biasanya semua hal sudah tersedia di rumah orangtua. Ketika akhirnya harus hidup mandiri, kamu merasa belum siap karena terbiasa disediakan oleh orangtua.
Wajar saja kok jika kamu mengalami fase quarter-life crisis ketika baru tinggal sendiri. Perubahan besar dalam hidup tentunya membuatmu membutuhkan adaptasi yang cukup lama untuk akhirnya bisa berdiri di kaki sendiri. (Mar)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
