Pentingnya Tanamkan Kebahagiaan pada Anak


Semakin dini usia anak, semakin baik menanamkan kebahagiaan. (Foto: Unsplash/Nathan Dumlao)
ORANGTUA memiliki peran penting dalam menentukan kebahagiaan anak. Psikolog Ratin Ibrahim dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia pun menekankan pentingnya menanamkan kebahagiaan pada anak karena bermanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh kembang si buah hati.
"Penting untuk menanamkan pola pikir, pemaknaan, dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan sedini mungkin sebagai bekal anak untuk menjadi manusi dewasa yang utuh," kata Ratih, mengutip laman ANTARA, Jumat (18/3).
Anak yang mendapat pendidikan baik dari keluarga akan memiliki persepsi positif mengenai dirinya dan orang lain. Kebahagiaan itu membuat anak tumbuh jadi orang yang penuh percaya diri, lebih mudah bergaul, dan bersosialisasi dengan orang lain. Kepribadian seperti itu membuat anak jadi lebih disukai serta menumbuhkan rasa empati.
"Sel-selnya berkembang membuat anak menjadi kreatif," jelas Ratih.
Baca juga:

Kebahagiaan yang diberikan bisa membuat anak mengembangkan keterampilan dalam memecahkan suatu masalah, juga lebih kuat saat berhadapan dengan konflik dan mencari solusi terbaik. Meski sebagian orang berpikir kebahagiaan hanya dikaitkan dengan prestasi atau harta, Ratih menegaskan bahwa kebahagiaan lebih dari itu.
Berdasarkan hasil survei daring The Happiness Project pada Februari 2022, terungkap 80 persen masyarakat Indonesia menganggap aspek materialistis adalah faktor penting yang berkontribusi terhadap kebahagiaan. Sebanyak 90,4 persen responden menganggap bahagia bisa diwujudkan dengan memiliki rumah bagus, 83 persen berpendapat kekayaan atau kesuksesan finansial adalah hal penting supaya bisa bahagia, dan 66 persen berpikir prestasi di sekolah atau kantor adalah hal penting untuk jadi bahagia.
Baca juga:

Setiap orang beranggapan bahagia itu datang dari prestasi dan materi. Sejatinya, kebahagiaan datang dari bagaimana seseorang memaknai hidup, nilai yang dijunjung dan diupayakan dalam hidup sehari-hari.
"Kebahagiaan memang bisa saja hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Namun adanya pandangan bahwa kebahagiaan hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistis justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit atau mustahil dicapai," jelasnya.
Menurut Ratin, semakin dini usia anak, semakin baik. Orangtua dan guru memiliki peran yang begitu penting dalam proses membangun pondasi kebahagiaan ini.
"Dengan demikian, seluruh aspek perkembangan anak akan berkembang secara optimal, anak lebih resilien, dan bahagia hingga masa dewasanya nanti," tutupnya. (and)
Baca juga:
Manfaat Positif Sentuhan Fisik Setiap Hari Agar Anak Merasa Damai
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai
