Moms, Catat Nih 'Bahaya' Gadget Bagi Anak Menurut Psikolog


Ilustrasi (Pixalbay)
MerahPutih.com - Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Jakarta, Jane Cindy meminta orang tua untuk mewaspadai dampak buruk gadget atau gawai bagi anak karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
"Gadget memiliki dampak yang dapat menyebabkan kecanduan, terutama bila anak terbiasa bermain dengan gadget. Anak akan terus menerus menggunakan gadget mereka dan perkembangan interaksi sosial menjadi terhambat," katanya seperti dilansir Antara, Selasa (23/1).
Cindy melanjutkan, anak yang sudah mulai kecanduan gawai akan terbiasa mendapatkan kesenangan dengan pola satu arah. Mereka lebih suka bermain sendiri menggunakan gawai daripada bermain bersama teman-temannya.
Selain perkembangan interaksi sosial menjadi terhambat, kesenangan yang didapat dari kecanduan gawai juga dapat membuat anak-anak menghindar dari tanggung jawab dan tugas mereka.
"Mereka jadi malas mengerjakan pekerjaan rumah, belajar, ikut les dan lain-lain," ujarnya.
Kecanduan bermain gawai juga dapat mempengaruhi respon visual anak. Permainan yang ada di dalam gawai biasanya berupa rangsangan visual yang bergerak cepat. Anak akan terbiasa dengan ritme memperhatikan rangsangan visual yang bergerak cepat.
"Akibatnya, ketika mereka mendengarkan penjelasan guru di kelas dengan bentuk rangsangan visual yang tidak secepat gerakan visual pada permainan, mereka akan mudah merasa bosan," tuturnya.
Tentu gawai tidak selamanya memberikan dampak buruk. Penggunaan gawai juga dapat memberikan dampak baik, seperti memudahkan anak untuk mencari informasi atau pengetahuan.
"Pada anak usia sekolah, mereka dapat menggunakan 'gadget' untuk mencari topik-topik yang sesuai dengan materi pelajaran di sekolah, selain untuk memudahkan komunikasi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain," katanya.
Karena itu, Cindy menyarankan agar orang tua tidak memberikan gawai sama sekali pada anak usia di bawah dua tahun.
Sedangkan untuk anak usia tiga tahun sampai dengan delapan tahun, lebih baik orang tua mengarahkan anaknya untuk melakukan permainan yang banyak melibatkan motorik, persepsi visual spasial dan sensori. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Mata Anak Indonesia Terancam Buta Karena Gadget, Menkomdigi Beri Peringatan Keras

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Psikolog Bocorkan Cara Musik Melatih Otak Anak Jadi Super Cerdas Sejak Dini

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
