Peneliti Austria Ciptakan Otak Mini Tiruan, Bakal Jadi Alternatif Otak Sungguhan

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 26 Maret 2024
Peneliti Austria Ciptakan Otak Mini Tiruan, Bakal Jadi Alternatif Otak Sungguhan

Peneliti gunakan perancah biologis yang terbuat dari serat mikro PLGA untuk mengembangkan organoid. (Foto: Unsplash/Milad Fakurian)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Peneliti dari Austria dan Inggris telah berhasil mengembangkan organoid otak yang menyerupai struktur dan fungsi otak manusia.

Organoid ini merupakan hasil kolaborasi antara Institut Bioteknologi Molekuler dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria (IMBA) di Wina dan laboratorium MRC di Cambridge, Inggris.

Publikasi hasil penelitian ini terbaru telah terbit dalam jurnal Nature Biotechnology. "Organoid otak adalah kultur sel tiga dimensi yang meniru otak manusia dalam tahap awal", ungkap Labiotech.

Baca juga:

Tips Puasa Bagi Penderita Stroke dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Otak

Pengembangan organoid ini bertujuan membantu memahami penyakit mental dan menguji terapi baru. Organoid ini telah membantu dalam memahami berbagai penyakit, termasuk mikrosefali, dampak virus Zika, epilepsi, dan autisme.

Dalam terobosan terbaru, para peneliti menggunakan perancah biologis yang terbuat dari serat mikro PLGA untuk mengembangkan organoid. Perancah ini memungkinkan organoid untuk tumbuh seperti jaringan manusia.

Hasilnya adalah rekayasa organoid otak yang disebut enCORs. Meski penggunaan kombinasi kultur sel induk dan bioteknologi masih baru, penelitian ini menjadi salah satu yang pertama dalam bidang tersebut.

Baca juga:

Studi: Tidur Siang Baik untuk Otak

Perancah mikrofilamen yang digunakan dalam organoid ini memandu pertumbuhan jaringan, tetapi tidak memengaruhi diferensiasi jaringan.

Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengamati perilaku yang terkait dengan pembentukan otak.

Organoid otak ini menawarkan potensi besar dalam penggantian fungsi organ sungguhan, serta dalam penelitian penyakit dan pengembangan obat.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang gangguan neurologis seperti lissencephaly dan skizofrenia.

Meski masih ada beberapa masalah dalam produksi, potensi organoid otak ini dalam meningkatkan pemahaman kita tentang otak dan penyakit yang terkait dengannya sangat besar. (waf)

Baca juga:

Hari Tumor Otak Sedunia, Hati-hati Gejala Awalnya

#Sains #Otak
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Indonesia
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Jakarta Telah Rampung, Jadi Pusat Layanan Medis dan Pendidikan
Gedung ini selain akan menjadi pusat layanan dan pendidikan neurosains bertaraf internasional, Institut Neurosains Nasional (INN).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di Jakarta Telah Rampung, Jadi Pusat Layanan Medis dan Pendidikan
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Bagikan