Studi: Tidur Siang Baik untuk Otak


Peneliti menyarankan agar setiap orang dapat merasakan manfaat dari tidur siang.(Pexels/Uriel Mont0)
TIDUR di siang hari sulit dilakukan bagi orang dari berbagai jenis bidang karier, dengan budaya kerja yang sering mengabaikan praktik tersebut.
Padahal, secara teratur meluangkan waktu untuk tidur siang sebentar baik untuk otak kita dan membantu menjaganya tetap besar lebih lama. Demikian menurut studi yang dilakukan para peneliti dari University College London (UCL), Inggris.
Tim peneliti menunjukkan otak para peserta yang rutin tidur siang lebih besar 15 sentimeter kubik, setara dengan menunda penuaan antara tiga dan enam tahun. Namun, para ilmuwan merekomendasikan hanya tidur siang yang kurang dari setengah jam.
"Kami menyarankan agar setiap orang dapat merasakan manfaat dari tidur siang," kata peneliti senior Dr Victoria Garfield dari UCL seperti diberitakan BBC, Selasa (20/6). Dia menggambarkan temuan itu sebagai hasil studi yang cukup baru dan cukup menarik.
Baca juga:

Tidur siang telah terbukti sangat penting untuk perkembangan saat kita masih bayi, menjadi kurang umum seiring bertambahnya usia, dan kemudian mengalami kebangkitan popularitas setelah pensiun, dengan 27 persen orang di atas 65 tahun melaporkan kalau melakukan tidur siang.
Garfield mengatakan, saran untuk tidur siang merupakan sesuatu yang cukup mudah dilakukan dibandingkan dengan penurunan berat badan atau olahraga yang sulit bagi banyak orang.
Otak secara alami menyusut seiring bertambahnya usia, tetapi apakah tidur siang dapat membantu mencegah penyakit seperti Alzheimer masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Kesehatan otak secara keseluruhan penting untuk melindungi diri dari demensia dan kondisi ini terkait dengan gangguan tidur.
Para peneliti sebelumnya menyarankan, kurang tidur merusak otak dari waktu ke waktu dengan menyebabkan peradangan dan mempengaruhi hubungan antara sel-sel otak.
“Dengan demikian, tidur siang secara teratur dapat melindungi terhadap degenerasi saraf dengan mengkompensasi kurang tidur,” kata peneliti senior Valentina Paz dari MRC Unit for Lifelong Health & Ageing di UCL.
Namun, Garfield tidak akan menemukan tempat yang nyaman untuk tidur di tempat kerja dan lebih memilih cara lain untuk merawat otaknya, "Sejujurnya, saya lebih suka menghabiskan 30 menit berolahraga daripada tidur siang, saya mungkin akan mencoba dan merekomendasikan ibu saya melakukannya."
Baca juga:

Bentuk eksperimen
Mempelajari tidur siang bisa menjadi suatu tantangan. Tidur siang dapat meningkatkan kesehatan, tetapi kebalikannya juga benar, karena kesehatan dapat membuat dirimu sangat lelah sehingga kamu perlu tidur siang lebih banyak.
Jadi para peneliti menggunakan teknik cerdas untuk membuktikan bahwa tidur siang itu bermanfaat.
Mereka menggunakan eksperimen alam raksasa berdasarkan DNA - kode genetik - yang dengannya kita dilahirkan. Studi sebelumnya telah mengidentifikasi 97 potongan DNA kita yang membuat manusia lebih cenderung tidur siang ('nappers') atau beraktivitas sepanjang hari ('non-nappers').
Jadi tim mengambil data dari 35.000 orang, berusia 40 hingga 69 tahun, yang mengambil bagian dalam proyek Biobank Inggris dan hanya membandingkan genetik 'nappers' dan 'non-nappers'.
Hasil yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Health menunjukkan, ada perbedaan 15 sentimeter kubik, setara dengan penuaan 2,6 hingga 6,5 tahun. Total volume otak sekitar 1.480 sentimeter kubik dalam penelitian ini.
"Saya menikmati tidur siang singkat di akhir pekan dan penelitian ini telah meyakinkan saya bahwa seharusnya saya tidak merasa malas dengan meluangkan waktu untuk tidur siang, karena ini mungkin melindungi otak saya," ujar Profesor Tara Spires-Jones dari University of Edinburgh dan Presiden British Neuroscience Association.
Dia mengatakan, temuan dalam studi tersebut menarik dengan menunjukkan peningkatan kecil tapi signifikan dalam volume otak, serta menambah data yang menunjukkan bahwa tidur penting untuk kesehatan otak.
Para peneliti tidak secara langsung mempelajari durasi tidur nyenyak di tengah hari yang dibutuhkan, tetapi mengatakan bahwa penelitian lain menunjuk ke arah rekomendasi yang tidak lebih dari setengah jam. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
