Sains

Begini nih, Cara Astronaut Tidur di Angkasa Luar

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 04 Juni 2023
Begini nih, Cara Astronaut Tidur di Angkasa Luar

Tidur di angkasa luar tidak semudah tidur di bumi_nasa

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DI angkasa luar, tidur tidak semudah berbaring di bumi. Tidak ada istilas pelor atau nempel langsung molor di angkasa luar. Dibutuhkan keahlian khusus untuk tidur di angkasa luar.


Para astronaut telah beradaptasi dengan tantangan ini selama bertahun-tahun. Mereka telah belajar banyak tentang tidur tanpa gravitasi. Pengetahuan ini akan sangat berguna untuk misi ke Mars di masa depan.

BACA JUGA:

Bukan Hanya Sobat Misqueen, Astronaut Juga Makan Mi Instan di Luar Angkasa


Seperti dikabarkan CNN, salah satu tantangan utama bagi astronaut ialah menciptakan lingkungan tidur yang nyaman di luar angkasa. Mereka menggunakan tempat tidur khusus untuk memastikan mereka tetap berada di tempat tidur tanpa melayang di ruang angkasa.

tidur di angkasa luar
Para astronaut harus menyesuaikan waktu tidur internal dengan perputaran matahari.(foto: nasa)


Ada juga masalah dengan pembentukan siklus tidur alami. Astronaut harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, seperti matahari terbit dan terbenam yang terjadi setiap 90 menit saat stasiun luar angkasa mengorbit Bumi. Untuk membantu astronaut tetap teratur, NASA telah menambahkan pencahayaan yang meniru siklus siang-malam di dalam stasiun luar angkasa.


“Kami harus mencoba menghalangi cahaya dari jendela pada malam hari dan kami harus benar-benar berusaha memaksimalkan cahaya baik melalui jendela atau dengan pencahayaan internal untuk memastikan kru mendapatkan stimulus sinkronisasi sehingga mereka dapat tetap terjaga dan tertidur pada waktu yang tepat” kata Direktur Fatigue Countermeasures Laboratory di Pusat Riset Ames NASA Dr Erin Flynn-Evans.


Selain itu, jet lag juga menjadi masalah bagi astronaut. Mereka harus mengubah jadwal tidur mereka beberapa hari sebelum meluncur, dan begitu mereka sampai di stasiun luar angkasa, mereka mengikuti waktu Greenwich Mean Time.

BACA JUGA:

YouTuber Ini Wujudkan Impian Ngonten di Luar Angkasa


NASA juga melakukan "misi luar angkasa palsu" di bumi untuk mempelajari lebih lanjut tentang tidur di lingkungan yang terkontrol. Mereka menggunakan habitat yang meniru ukuran pangkalan bulan atau pesawat ruang angkasa kecil. Temuan dari eksperimen ini membantu NASA memahami cara terbaik untuk mengatur jadwal tidur para astronot.


“Kami selalu melakukan misi luar angkasa palsu. Kami memiliki apa yang kami sebut lingkungan luar angkasa analog di Johnson Space Center yang disebut Human Exploration Research Analog atau HERA dan itu pada dasarnya merupakan habitat kecil,” kata Evans.


Selain itu, NASA juga akan melakukan percobaan di habitat Mars yang baru. Para astronut akan tinggal di habitat ini selama satu tahun untuk mensimulasikan kehidupan di Mars. Fokus percobaan tersebut ialah nutrisi dan tidur para astronut.


Memahami tidur di luar angkasa menjadi penting untuk mempersiapkan misi masa depan ke Mars. NASA bekerja sama dengan mereka yang merencanakan misi ke bulan Artemis untuk memastikan jadwal tidur para astronot dioptimalkan. Mereka juga mempelajari berapa banyak kafein yang dibutuhkan astronaut agar tetap waspada di lingkungan dengan sumber daya terbatas.


“Tidur memiliki hubungan erat dengan kinerja dan hubungan antaranggota kru. Oleh karena itu, kami berusaha untuk memastikan para astronot mendapatkan tidur yang cukup agar mereka siap untuk sukses dalam misi luar angkasa,” tutup Evans.
(kmp)

BACA JUGA:

T.O.P BIGBANG Akan Ikut Tur Luar Angkasa pada 2023

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Fun
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Ilmuwan temukan warna ‘olo’ — biru-hijau super pekat yang hanya terlihat dengan teknologi laser Oz.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 21 April 2025
Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
Bagikan