Headline

Pencari Suaka Minta Maaf Lantaran Menyusahkan Warga Indonesia

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 14 Juli 2019
 Pencari Suaka Minta Maaf Lantaran Menyusahkan Warga Indonesia

Para pencari suaka yang ditampung di Gedung Eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat (MP/Kanu)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Ribuan para pengungsi yang saat ini sedang ditampung di Daan Mogot mengaku senang karena mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Para pencari suaka ini tak memungkiri bahwa kehadiran mereka kerap ditolak dan tuai kontroversi.

Ali Reza (32) perwakilan pencari suaka asal Afghanistan mengaku berterima kasih kepada pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Alasan Kemanusiaan Ketua DPRD DKI Pindahkan Pencari Suaka ke Eks Kodim Kalideres

"Kami banyak senang karena sudah ditolong oleh pemerintah Indonesia. Terima kasih sama orang-orang Indonesia," kata Ali di kawasan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (14/7).

Dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata, Ali meminta maaf kepada warga sekitar karena selama ini keberadaan mereka sudah menggangu dan membuat kumuh.

"Ya kami minta maaf. Disini kami sudah bikin susah," sebut dia.

Ali mengaku setuju, jika ia dan ribuan warga lainnya dipindah ke Islamic Centre di Tangerang.

Para pencari suaka yang ditampung di Daan Mogot Jakarta Barat
Para pencari suaka yang ditampung di Daan Mogot, Jakarta Barat (MP/Kanu)

"Kami seneng. Karena semua sudah lama," ucap Ali.

Kalau ada masalah dan tak ada tempat, Ali bakal balik jelanan lagi.

"Kami hanya urus proses saja. Kalau ada tempat tidur dan makan siapa mau di pinggir jalan," jelas Ali.

Ia mengaku sudah 6 tahun tinggal di Indonesia sebab di Afghanistan terjadi perang yang tak kunjung selesai. Ia mengajak anak dan istrinya.

"Kami naik pesawat ke India bayar sendiri, lalu ke Malaysia. Dari Malaysia ke Indonsia kapal laut," terang dia.

Ali menyebut, semua keperluan ke Indonesia ada yang mengurus.

"Ada yang jual beli orang. Aku jual ke orang India, lalu orang India jual beli ke saya. Karena gak bisa lewat yang resmi. Mereka tau semuanya," terang Ali.

Ia mengakui memiliki kartu dari UNHCR. Kartu ini sudah diperpanjang 3 kali selama beberapa kali.

"Ini ada kartu punya temen dan anak saya. Mereka lagi ke rumah sakit Tarakan karena kelamaan tidur disini (lantai). Sakit perut dan mata karena tak ada yang urus," papar Ali.

Dia menjelaskan, untuk mendapatkan makan harus meminjam uang.

"Sama siapa aja. Gak ada yang kasih. Kalau uang abis ada di pinggir jalan ada donatur yang kasih," ungkap Ali.

Sementara, air bersih ia dapatkan dari botol mineral dan masjid.

Baca Juga: Imigran Pencari Suaka Kepung Lahan Penampungan dengan Kendaraan Pribadi

Ia hanua berharap ada negara yang mau menerima agar bersama keluarganya bisa hidup normal.

"Kami bisa punya rumah. Dan tinggal di rumah. Negara mana aja yang mau nerima. Mau Indonesia atau negara mana aja," harap Ali.

Dari informasi yang didapat, terdapat sekitar 1.155 pengungsi yang terdaftar di lokasi tersebut, menurut data resmi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Para pencari suaka tersebut direlokasi dari daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat, setelah beberapa pekan tidur di badan jalan daerah tersebut.(Knu)

Baca Juga: Cegah Pencari Suaka Balik, Trotoar Kebon Sirih Dijaga 30 Satpol PP

#Pengungsi #Pemprov DKI #Afghanistan
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Mekanisme pemakaman tumpang ini ditegaskan dilakukan tanpa membuka jenazah lama
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Indonesia
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Pramono menegaskan bahwa keputusan akhir terkait model dan lokasi pemakaman baru ini akan segera ditetapkan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Indonesia
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Ia menekankan bahwa penanganan banjir adalah isu kemanusiaan dan hak warga
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Indonesia
Viral Komunitas Fotografer Minta Pungutan Rp 500 Ribu, Anak Buah Pramono Tegaskan Taman Eco Park Bukan Lahan 'Preman' Berkedok Komunitas
Fajar menekankan pentingnya pemahaman bersama
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Viral Komunitas Fotografer Minta Pungutan Rp 500 Ribu, Anak Buah Pramono Tegaskan Taman Eco Park Bukan Lahan 'Preman' Berkedok Komunitas
Indonesia
Pemangkasan Anggaran Pusat Bikin Proyek DKI Mandek, Nasib GOR dan Sekolah Jadi Abu-Abu
Akibat pemangkasan ini, proyeksi APBD DKI 2026 terpaksa dikurangi menjadi Rp 81,28 triliun
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pemangkasan Anggaran Pusat Bikin Proyek DKI Mandek, Nasib GOR dan Sekolah Jadi Abu-Abu
Indonesia
Mikroplastik Air Hujan Jakarta, DKI Terapkan Filtrasi Udara Canggih
Temuan BRIN ini bukan sekadar peringatan, melainkan momentum untuk memperkuat riset dan solusi
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
Mikroplastik Air Hujan Jakarta, DKI Terapkan Filtrasi Udara Canggih
Indonesia
Layanan 24 Jam Puskesmas Tingkat Kecamatan Jadi Jurus Andalan Pemprov DKI Lawan Meningkatnya Kasus ISPA
Bahkan, seluruh puskesmas di tingkat kecamatan telah membuka layanan 24 jam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Layanan 24 Jam Puskesmas Tingkat Kecamatan Jadi Jurus Andalan Pemprov DKI Lawan Meningkatnya Kasus ISPA
Indonesia
Pramono Berencana Bangun Rumah Sakit Tipe A untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di Ibu Kota
Menurutnya, RSUD Cengkareng berhasil menerapkan pendekatan pelayanan yang fokus pada kenyamanan pasien
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Pramono Berencana Bangun Rumah Sakit Tipe A untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di Ibu Kota
Indonesia
ISPA Jakarta Meledak Hampir 2 Juta Kasus, Dinkes Ungkap Biang Keladi Selain Polusi
Dinkes DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk senantiasa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
ISPA Jakarta Meledak Hampir 2 Juta Kasus, Dinkes Ungkap Biang Keladi Selain Polusi
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Bagikan