Penanganan TPPO Di ASEAN Makin Menguat


Evakuasi WNI di Myanmar. (Foto: Kemenlu)
MerahPutih.com - Kementerian Luar Negeri mencatat 25 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar-Thailand dapat dibebaskan melalui KBRI di Yangon dan KBRI di Bangkok, pada awal Mei 2023.
Tidak lama setelah pembebasan tersebut, pemerintah Indonesia bersama pihak otoritas Filipina berhasil membebaskan 240 WNI korban TPPO di sebuah kompleks perusahaan yang menjalankan praktik kejahatan siber, di mana 53 WNI telah dipulangkan pada 25 dan 26 Mei 2023, dan sisanya masih menjalani proses di Filipina.
Baca Juga:
Polri Ungkap WNI Korban TPPO di Filipina Mencapai 239 Orang
Kantor Staf Presiden mengatakan pemerintah telah bekerja cepat menangani korban kejahatan siber Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus penipuan di luar negeri.
"Pembebasan dan pemulangan WNI korban TPPO online scam merupakan hasil kerja cepat pemerintah dalam menangani TPPO dari hulu hingga hilir," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Dia mengatakan, di hulu, pemerintah Indonesia melakukan gerak cepat termasuk respon koordinatif dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Sementara pada sisi hilir, menurut Ruhaini, pemerintah Indonesia telah berhasil mendorong negara anggota ASEAN untuk melakukan kerja sama konkrit dalam menangani TPPO terutama dengan modus penipuan kejahatan siber.
"Sehingga pihak otoritas setempat menjadi jauh lebih responsif dalam upaya penyelamatan WNI yang berada di lokasi perusahaan online scam," ujarnya.
Ia menegaskan, KSP menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Luar Negeri dan jajaran Kemenlu yang telah menguatkan respon seksama dari negara anggota ASEAN atas kerjasama yang konkrit dan bersahabat dalam penanganan TPPO.
Kerja sama tersebut semakin kuat dengan adanya dorongan Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya pembahasan TPPO dalam penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN, di Labuan Bajo, pada 9-11 Mei 2023.
Dorongan Presiden Jokowi terhadap penanganan TPPO di ASEAN juga perlu diimplementasikan dalam kerja sama paripurna dan inklusif dalam mencegah, menangani, dan repatriasi korban.
Sehingga relevansi dan kemanfaatan bersama ASEAN bagi warga di kawasan, yakni ASEAN Matters dan epicentrum of Growth, akan menjadi lebih berarti dan substantif.
Ruhani juga mendorong seluruh pihak untuk bersama-sama melakukan literasi digital dan ekonomi agar kalangan muda yang melek digital tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja yang tidak wajar.
“Sistem konfirmasi yang cepat dan dapat diakses dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah terkait sangat diperlukan," tutur Ruhaini. (Pon)
Baca Juga:
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus TPPO WNI ke Myanmar
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik

[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030](https://img.merahputih.com/media/27/f0/b6/27f0b6f1aa464302b7a0c3734416429a_182x135.png)
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN

Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan

Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar

DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional

Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia

Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja

Prabowo Puji PM Anwar Ibrahim Berhasil Fasilitasi Gencatan Senjata Thailand-Kamboja

Thailand Umumkan Status Darurat Militer, Sekolah di Perbatasan Ditutup
