Pemerintah Prediksi Keadaan di Indonesia Bakal Membaik di Juni


Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi video di Jakarta, Senin. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
MerahPutih.com - Jubir Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto memperkirakan kondisi di Indonesia akan makin membaik pada Juni 2020. Hal tersebut bisa terwujud jika ada komitmen menjalankan segala aturan dengan baik.
"Kita bisa mengendalikan secara maksimal sehingga bisa menuntaskan permasalahan ini dan hidup lebih lebih baik lagi dengan kondisi yang mengarah ke lebih normal," kata Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin (4/5).
Baca Juga:
Di Tengah Pandemi COVID-19, Solo Terjadi Deflasi 0,03 Persen
Yurianto mengajak masyarakat untuk bisa berperan tetap tinggal di rumah, tidak bepergian, dan tidak mudik karena potensi penularan virus corona dapat terjadi selama perjalanan bepergian atau mudik.
Ketika tertular, maka berpotensi menularkan kepada keluarga dan warga di kampung halaman.
"Kita tidak bisa memberikan jaminan keamanan sepanjang perjalanan mudik. Sangat mungkin kita akan kontak dekat dengan orang tanpa gejala saat di kendaraan umum misalnya saat di terminal, di stasiun, di area istirahat, jika menggunakan jalan tol atau di tempat-tempat umum lainnya di sepanjang perjalanan," ujarnya.

Yurianto menuturkan, transmisi penularan lokal COVID-19 harus betul-betul diwaspadai.
Penyakit tersebut tidak mengenal batas usia, golongan dan pekerjaan, sehingga semua orang berisiko untuk tertular dan juga menularkan ke siapa pun. Untuk itu, seluruh masyarakat harus bersatu untuk bersama-sama mengendalikan dan menangani COVID-19.
"Kami mengingatkan bahwa COVID-19 hanya dapat dicegah dengan disiplin yang kuat dan dengan semangat gotong royong yang tidak terputus," tuturnya.
Baca Juga:
THR Pekerja Tak Dibayarkan Penuh, Perekonomian Bisa Makin Merosot
Yurianto mengatakan, pandemi COVID-19 adalah masalah dunia bukan hanya masalah 12 negara, 12 provinsi atau 12 kabupaten di dalam negara. Tapi, Covid-19 adalah masalah bersama, dan semua orang berisiko tertular.
"Ini masalah bersama. Oleh karena itu mutlak untuk kita pahami sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa 'saya aman karena saya berada di tempat yang tidak ada kasus, saya merasa tidak aman karena saya berada di tempat yang banyak kasus,'. Semua memiliki kemungkinan yang sama," tuturnya.
Hingga Senin (4/5), kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 11.587 orang, bertambah 395 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Sementara itu, pasien sembuh bertambah 78 orang sehingga menjadi 1.954 orang. Adapun kasus kematian bertambah 19 orang sehingga total mencapai 864 orang.
Saat ini sudah ada 4 provinsi dan 22 kabupaten/kota yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang diharapkan efektif memutus rantai COVID-19. (Knu)
Baca Juga:
Prabowo Kirimkan Ratusan Anak Buahnya Bantu Percepatan Penanganan Corona
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
