Di Tengah Pandemi COVID-19, Solo Terjadi Deflasi 0,03 Persen
                Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto, Senin (4/5). (MP/Ismail)
MerahPutih.Com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto mencatat sepanjang bulan April terjadi penurunan sejumlah harga bahan pokok di Solo, Jawa Tengah di tengah pandemi COVID-19. Kondisi tesebut mengakibatkan deflasi di Solo sebesar 0,03 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 103,73.
"Deflasi hampir merata terjadi disejumlah kebutuhan pokok. Jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2019 saat ini lebih rendah," ujar Totok di Solo, Senin (4/5).
Baca Juga:
Pandemi COVID-19, Pakan Ratusan Hewan TSTJ Hanya Cukup Sampai Juni
Totok memaparkan pada April 2019 lalu justru di Solo terjadi inflasi sebesar 0,51 persen. Untuk bulan April tahun ini komoditas pangan yang memberikan andil terhadap deflasi di antaranya bawang putih sebesar 0,13 persen, telur ayam ras dengan andil deflasi 0,07 persen.
Kemudian diikuti cabai merah sebesar 0,06 persen, cabai rawit sebesar 0,06 persen, dan daging ayam ras dengan andil deflasi 0,05 persen. Ia melihat deflasi disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen, salah satunya kelompok pengeluaran pada makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,17 persen.
"Laju inflasi tahun kalender Januari-April 2020 sebesar 0,52 persen, sedangkan laju inflasi "year on year", yaitu April 2020 terhadap April 2019 sebesar 1,69 persen," kata dia.
Meski demikian, ada beberapa komoditas yang memberikan dampak pada terjadinya inflasi pada bulan April. BPS mencatat bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen dan gula pasir dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.
"Bawang merah dan gula pasir harga cenderung naik turun terutama di bulan Ramadan ini," ujarnya.
Baca Juga:
Totok menambahkan ada dua daerah di Provinsi Jawa Tengah yang mencatat angka inflasi di bulan April, yakni Kota Tegal (0,26 persen), dan Kabupaten Cilacap sebesar (0,05 persen). Sedangkan deflasi terjadi di empat daerah, yakni Kabupaten Purwokerto (0,08 persen), Kabupaten Kudus (0,08 persen), Kota Solo (0,03 persen), dan Kota Semarang (0,02 persen).(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:
Kepergok Tak Pakai Masker, Pengunjung dan Pembeli Pasar Tradisional Dipaksa Pulang
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Masih Untung Dalam Perdagangan Internasional, Sudah 65 Bulan
                      Indonesia Inflasi 0,28 di Oktober, Sumut Alami Inflasi Tertinggi Capai 4,97 Persen
                      Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
                      Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
                      Harga Pangan Hari Ini Selasa (23/9): Beras & Daging Kompak Turun, MinyaKita Naik Tipis
                      Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
                      Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
                      Harga Mayoritas Kebutuhan Pokok Kompak Turun pada Minggu (10/8), Bikin Emak-Emak Auto Tersenyum Lebar
                      Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
                      Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit