Pemerintah Diminta Tak Persulit Lulusan SMA Masuk Perguruan Tinggi saat Pandemi


Ilustrasi. (ANTARA/Poltesa)
MerahPutih.com - Komisi X DPR meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempermudah siswa lulusan SMA untuk bisa berkuliah di perguruan tinggi.
Di masa pandemi virus corona, banyak siswa SMA yang sudah lulus namun susah mencari kampus untuk melanjutkan pendidikannya.
Baca Juga:
Kampus UI Hentikan Sementara Perkuliahan Tatap Muka Karena Khawatir Corona
"Kita sudah mendorong Kemendikbud untuk mengambil langkah-langkah negara harus hadir betul menyangkut soal bagaimana anak muda Indonesia bisa melanjutkan kuliah di kampus-kampus kita," tutur Ketua Komisi X DPR Saiful Huda dalam diskusi MNC Trijaya Network bertajuk "Pemuda dan Pendidikan Kita di Masa Pandemi", Sabtu (27/6).
Saiful mengungkapkan, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan terkait penambahan kuota pada Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
KIP kuliah adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA sederajat yang memiliki potensi akademik baik, tetapi memiliki keterbatasan ekonomi.
"Ada kebijakan yang sudah dikeluarkan terkait dengan KIP kuliah yang tadinya kuotanya sedikit sekarang sudah hampir mencapai kurang lebih 700 ribu anak-anak Indonesia yang bisa mengakses KIP kuliah," katanya.

Saiful meminta lulusan SMA tersebut diharapkan dapat memanfaatkan program KIP kuliah ini.
"Karena itu melalui media yang baik ini, melalui teman-teman di Trijaya ini saya mengajak jangan bersusah hati cepat akses melalui website Kemendikbud untuk teman-teman muda bisa berkuliah di tempat-tempat kampus yang dituju dan yang dinginkan," tuturnya.
Ia menilai, saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi darurat pendidik.
Tidak hanya metode belajar mengajar, sekolah-sekolah swasta mengalami ancaman tutup sebagai dampak dari COVID-19. Sekolah swasta kesulitan uang operasional karena orang tua siswa tak bisa menjawab biaya sekolah.
"Dari sekian ribu sekolah banyak yang kolaps karena orang tua tidak bisa bayar SPP," kata imbuh dia.
Baca Juga:
Imbas Wabah Corona, Sejumlah Rektor PTN Batalkan Kunjungan ke Kampus MIT Amerika
Dia juga mengutip UNESCO mengenai peringatan terjadinya loss generation. Penyebabnya, 50 juta anak-anak usia sekolah tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Ditambah, terdapat ancaman gizi anak yang menurun lantaran tidak mendapat gizi cukup akibat bertambahnya kemiskinan yang disebabkan pandemi. Hal ini menyebabkan terjadinya anak-anak mengalami stunting.
"Tidak terjadi pertumbuhan secara normal. Yang terjadi anak-anak indonesia tidak bisa menerima pengetahuan dengan baik," kata Syaiful. (Knu)
Baca Juga:
Kekerasan Seksual Marak di Kampus, Mendikbud Nadiem: Wabah Luar Biasa Parah
Bagikan
Berita Terkait
Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Dimulai April 2025, Cek Jadwal dan Syaratnya

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

UNS Peringkat 6 Nasional dan 1.055 Global Versi Webometrics, Ungguli Sejumlah PTN Ternama

Program Pendidikan Vokasi, Apa Bedanya dengan Universitas?

Beda Strata Lulusan Cumlaude di Universitas dan Keuntungannya

Unika Atma Jaya Hadirkan Ruang Terbuka Hijau di Kampus Semanggi

UGM Naik 24 Peringkat World University Ranking 2025

Riset dan Kolaborasi Universitas Topang Capaian Visi Indonesia Emas 2045

Monash University Indonesia Tawarkan Kualitas Studi Magister
UGM Beri Penghargaan Anugerah Alumni Mengabdi Awards kepada Lima Alumnusnya
