Pembicaraan Damai Rusia - Ukraina Bakal Redam Kenaikan Harga Minyak


Polisi Ukraina menghentikan warga yang berniat menyeberangi rel untuk menumpang kereta meninggalkan Lviv, Ukraina, Senin (28/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/foc.
MerahPutih.com - Sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikan dan sekutu Barat terhadap Rusia berimbas pada melonjaknya harga minyak, terutama keputusan untuk menghapus beberapa bank Rusia dari sistem pesan antar bank global Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).
Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan minyak internasional, naik 7 persen diperdagangkan di angka USD 105 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan AS, juga naik lebih dari 7 persen di level USD 99 per barel.
Baca Juga:
Bicara Soal Perang Ukraina dan Rusia, Jokowi Sebut Bakal Ada Ketidakpastian Global
Sanksi yang dijatuhkan pada Rusia ini memicu kekhawatiran pasokan energi, termasuk minyak secara tidak langsung. Rusia adalah pemasok utama minyak dan gas, terutama ke Eropa.
Sebelumnya kenaikan harga minyak sempat mereda, harga minyak mentah berjangka WTI naik 3,9 persen pada USD 95,20 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka Brent naik 1,76 persen diperdagangkan pada USD 99,75.Kedua kontrak pecah di atas USD 100 pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 2014, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Namun, lonjakan awal agak berumur pendek dengan WTI dan Brent mundur sepanjang sesi Kamis dan memasuki perdagangan Jumat, setelah sanksi putaran pertama Gedung Putih tidak menargetkan sistem energi Rusia.
"Tetapi ada eskalasi luar biasa selama akhir pekan dan itu menempatkan premi risiko kembali ke harga sehingga mendorong kenaikan harga minyak" jelas presiden Grup Energi Rapidan, Bob McNally.

OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi) dan sekutu penghasil minyak, termasuk Rusia akan bertemu minggu ini untuk menentukan kebijakan produksi grup untuk April.
Aliansi minyak tersebut telah meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulannya seiring dengan pengurangan produksi bersejarah hampir 10 juta barel per hari yang diterapkan pada April 2020 saat pandemi berlangsung.
Harga minyak mentah akan mencermati perkembangan pembicaraan Rusia-Ukraina, yang jika dapat disepakati penghentian perang dan penarikan pasukan, akan meredakan harga minyak. (Asp)
Baca Juga:
Politisi Demokrat Minta Pemerintah Berinisiatif Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025

Stok Amunisi AS Menyusut Imbas Perang 12 Hari Iran-Israel, Pentagon Setop Pasok Rudal Ukraina

Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario

Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia

Perang Iran-Israel Berlanjut, Pakar Sarankan Pemerintah Realokasi Anggaran Tutupi Subsidi BBM

Selat Hormuz Ditutup Iran, Rakyat Kecil di Indonesia Makin Menjerit Karena Harga Minyak berpotensi Melonjak

Suasana di Timur Tengah Makin Intens, Komisi XI DPR: Pemerintah Harus Miliki Skenario Krisis Hadapi Gejolak Global

Imbas Konflik AS-Israel Lawan Iran, APBN Indonesia Terancam Makin ‘Menjerit’

5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan
