Pejabat Filipina Bantah Cawe-Cawe dalam Penangkapan Duterte dengan ICC

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 21 Maret 2025
Pejabat Filipina Bantah Cawe-Cawe dalam Penangkapan Duterte dengan ICC

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Instagram/@rodyduterteofficial)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - PARA senator Filipina pada Kamis (20/3) mempertanyakan pejabat pemerintah atas keputusan mereka menyerahkan mantan Presiden Rodrigo Duterte ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), pekan lalu. Menteri Kehakiman Filipina membantah telah mengoordinasikan penangkapan tersebut sebelumnya.

Duterte ditahan pada 11 Mare dan langsung diterbangkan ke ICC di Belanda pada hari yang sama untuk menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan perang narkoba yang menewaskan ribuan orang. Saat berbicara dalam sidang pada Kamis, Menteri Kehakiman Filipina Jesus Remulla, dikutip The Korea Times, mengatakan pemerintah menjaga jarak dengan ICC hingga menerima surat perintah penangkapan melalui Interpol.

"Kami tidak pernah, hingga saat ini, melakukan komunikasi dengan ICC, baik secara resmi maupun tidak resmi," katanya dalam sidang yang diadakan atas permintaan Senator Imee Marcos, yang merupakan teman dekat Wakil Presiden Sara Duterte, putri dari mantan presiden yang ditahan tersebut.

Namun, Senator Marcos, yang juga saudari Presiden Ferdinand Marcos, menyoroti isi dalam difusi Interpol, sebuah versi lebih informal dari red notice. Menurutnya, itu menunjukkan adanya koordinasi yang lebih dalam.

Baca juga:

Hadapi Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Hadir di Ruang Sidang Den Haag lewat Tautan Video, Ngaku Punya Masalah Medis



"Difusi ini dikirim setelah konsultasi sebelumnya dengan pemerintah Filipina, yang telah setuju untuk mematuhi permintaan penangkapan ini," demikian bunyi pemberitahuan bertanggal 10 Maret tersebut.

Meski begitu, Remulla berkeras kalimat dalam pemberitahuan tersebut hanyalah surat template dan bukan pernyataan eksplisit mengenai penangkapan Duterte. "Ketika disebutkan mereka berkoordinasi dengan pemerintah Republik Filipina, saya bertanya-tanya dengan siapa mereka berbicara, karena itu bukan dengan kami," ujarnya.

Hingga beberapa minggu lalu, pemerintah Filipina terus menyatakan penolakan mereka untuk bekerja sama dengan penyelidik ICC. Alasannya, mereka tidak memiliki yurisdiksi sejak Duterte menarik negara itu keluar dari keanggotaan ICC pada 2019.

Namun, sikap ini berubah setelah beberapa pejabat pemerintah baru-baru ini menyatakan bahwa mereka akan wajib bertindak jika menerima permintaan dari Interpol.(dwi)

Baca juga:

Rodrigo Duterte ‘The Punisher’ yang kini Menghadapi Persidangan atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan

#Filipina #Rodrigo Duterte #Mahkamah Pidana Internasional (ICC)
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Korban terbanyak berjatuhan setelah Topan Kalmaegi menghantam Provinsi Cebu dan beberapa wilayah di kawasan Visayas Tengah.
Frengky Aruan - Rabu, 12 November 2025
259 Orang Tewas, 114 Hilang Akibat Topan Fung-wong dan Kalmaegi di Filipina
Dunia
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Topan Fung-wong menyebabkan banjir parah dan tanah longsor yang mengakibatkan aliran listrik di seluruh provinsi terdampak padam di Filipina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
Filipina Dihantam Topan Super Fung-wong di Tengah Status Darurat Nasional, 1,4 Juta Rakyat Terdampak
Dunia
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Badai ini kini bergerak ke arah barat menuju Kamboja dan Laos setelah melanda Vietnam bagian tengah pada Kamis dengan kecepatan angin mencapai 149 km/jam.
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Dunia
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Data terakhir hingga Kamis (6/11) kemarin, Topan Kalmaegi menewaskan sedikitnya 142 orang dan berdampak pada lebih dari 1,9 juta warga di berbagai wilayah Filipina.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Dunia
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Topan ini diperkirakan akan menguat kembali di Laut Cina Selatan sebelum bergerak menuju Vietnam, di mana pihak berwenang sedang mempersiapkan kedatangannya pada Jumat (7/11).
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 November 2025
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Dunia
Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Mayoritas korban berasal dari provinsi yang baru saja pulih dari gempa mematikan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
  Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
Indonesia
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Perusahaan BUMN sektor konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), resmi ditunjuk sebagai kontraktor utama internasional dalam proyek Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Dunia
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Badai Fengshen juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di Filipina bagian tengah dan selatan.
Frengky Aruan - Senin, 20 Oktober 2025
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Indonesia
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Saat ini, terdapat sekitar 8.700 WNI yang menetap di Filipina bagian selatan, atau di daerah dekat pusat gempa.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
Indonesia
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Guncangan gempa sempat memicu peringatan dini tsunami di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Sulut, Malut, hingga Papua.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Bagikan