PDIP Dianggap Tengah 'Mengunci' Ruang Gerak Nasdem
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di sela-sela acara Kongres dan HUT Partai NasDem, di Jakarta, Sabtu (9/11). ANTARA FOTO/Imam B.
MerahPutih.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, PDIP tidak ingin kembali dilangkahi NasDem di periode kedua pemerintahan Jokowi.
Karenanya, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu 'mengunci' NasDem melalui Presiden Jokowi.
Baca Juga
NasDem Bocorkan Kriteria Capres yang Bakal Diusung di Pilpres 2024
"Sejak dari situlah PDIP sudah mulai mengunci melalui Jokowi. Karena PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014 dan 2019, tidak mau dilangkahi oleh NasDem," imbuh Ujanb kepada wartawan, Sabtu (9/11)
Caranya PDIP mengunci NasDem, lanjut Ujang, yakni dengan meminta jatah menteri lebih banyak di Kabinet Indonesia Maju terutama pada pos-pos yang strategis. Sementara NasDem sebagai koalisi tetap diberikan jatah tapi bukan pada posisi yang strategis.
"Nah akhirnya apa? Akhirnya Kejaksaan Agung diberikan kepada PDIP. Walaupun dari pejabat karir, tapi dia (Jaksa Agung ST Burhanuddin) terafiliasi, adeknya politisi PDIP (TB Hasanuddin) kan. Secara politik clear diberikan kepada PDIP," papar Ujang.
"Persaingan-persaingan ini sejak lama sudah terjadi dan sampai saat ini semakin mengencangkan," jelasnya.
Baca Juga
Apa yang dilakukan PDIP ini membuat NasDem kecewa. Apalagi ditambah masuknya Partai Gerindra dalam kabinet dan mendapat dua kursi menteri dari Jokowi.
"Yang ketiga itu persoalan dengan masuknya Gerindra di koalisi Jokowi. Itu bagaimanapun merubah peta koalisi," terangnya.
Karena kekecewaan-kekecewaan itu, disebut Ujang, membuat NasDem khusunya Surya Paloh bermanuver dengan menemui partai oposi
Ia melihat, pernyataan Ketum NasDem Surya Paloh soal adanya partai yang 'berpikiran cetek, sinis, lip service, suka curiga dan mengaku Pancasilais' yang dilontarkan di Kongres II Partai NasDem merupakan sindiran kepada PDIP.
Baca Juga
Nasdem Ungkap Alasan Surya Paloh Cibir Partai yang Ngaku Pancasilais
"Sebenarnya arahnya sangat jelas ya, itu sindiran untuk PDIP. Cuma kan memang secara politis kalau menyebutkan langsung kan tidak bagus, oleh karena itu yang dibahasakan adalah perumpamaan, istilah-istilah gitu lho," kata Ujang. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Profil Rusdi Masse, Mantan Sopir Truk dan Bupati yang Geser Ahmad Sahroni dari Jabatan Pimpinan Komisi III DPR
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan, NasDem Beri Sinyal PAW di DPR
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Bikin Blunder Fatal, NasDem Janji Bakal Berbenah
Pimpinan DPR Pastikan Ahmad Sahroni Belum Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota Legislatif
NasDem Minta Gaji hingga Tunjangan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dihentikan
Akun X ‘Sahroni Berdikari’ Palsu, Partai NasDem Siap Ambil Langkah Hukum
NasDem Geser Ahmad Sahroni, Pindah dari Wakil Ketua Komisi III ke Anggota Komisi I DPR