Parafimosis Penjelasan Medis untuk Fenomena 'Disunat Jin'


Anak laki-laki sesuai kultur di Indonesia akan disunat. (Pixabay/InfonesiaNatureID)
FENOMENA disunat jin masih menjadi perbincangan yang menarik dalam kehidupan masyrakat di Indonesia. Meskipun begitu fenomena ini ternyata dapat dijelaskan oleh dunia medis.
Seperti dilansir dari laman Antara (04/01), dokter umum yang bertugas di Puskesmas Ancol, Jakarta Utara dr Benny Alpharandus menjelaskan bahwa fenomena itu dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah parafimosis.
Baca Juga:

Benny menjelaskan parafimosis adalah suatu keadaan atau tindakan pada kemaluan laki-laki yang mengakibatkan kulup penis tertarik ke belakang dan tidak bisa kembali ke posisi semula.
"Ya kalau dari segi medis, tidak ada yang namanya 'disunat jin'. Mungkin itu suatu kejadian tertariknya pelindung dari selaput penis itu pada anak-anak, tertarik ke belakang. Istilah medisnya itu, parafimosis," kata Benny saat ditemui pada Rabu (03/01).
Fenomena ini terjadi lagi pada kemaluan bocah laki-laki inisial AJ (6) alias Adam di Kampung Rawa Indah, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading. Dia seperti 'disunat jin' setelah buang air kecil sembarangan pada Minggu (31/12)
Benny mengatakan, kondisi yang dialami AJ dapat dikategorikan kejadian abnormal pada anak-anak. Sebab, pada anak-anak yang belum disunat, kondisi selaput kulit biasanya merekat pada pangkal kemaluannya.
"Yang biasanya pada anak-anak itu masih merekat. Jadi, secara normal itu tidak tertarik ke belakang," jelas Benny.
Dia menambahkan bahwa kondisi kulit kemaluan yang tertarik ke belakang itu akan menimbulkan rasa sakit, bahkan bisa terjadi pembengkakan.
"Kalau kejadian seperti itu, bagusnya dibawa ke fasilitas kesehatan. Langsung diperiksa dulu kondisinya, apakah itu benar parafimosis atau yang lain," kata Benny yang menegaskan bahwa AJ mengalami parafimosis bukan kelainan bawaan.
Mungkin saja bisa terjadi kelainan pada saat AJ lahir, di mana kemaluan yang bersangkutan memang tidak tertutupi kulit.
"Jadi harus diperiksa, dilihat, dipastikan sama tenaga ahlinya, apakah ini benar parafimosis atau kenapa, begitu," saran Benny.
Baca Juga:

Bila hasil pemeriksaan AJ benar-benar mengalami parafimosis, langkah yang bisa dilakukan adalah menyunat kulit kemaluannya secara sempurna.
"Jadi tetap kalau dari segi medis, harus diperiksa dulu kondisi, keadaan dari anaknya tersebut. Terutama alat kelaminnya," kata Benny.
"Masalah tindakan apa yang akan dilakukan, itu berdasarkan hasil pemeriksaan dokternya," kata dia pula.
Fenomena ini terjadi pada AJ, bocah berusia 6 tahun. Warga Kampung Rawa Indah, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara digegerkan dengan fenomena itu. Warga pun berbondong-bondong mendatangi rumah AJ lantaran dikira bocah itu telah 'disunat jin'.
Nenek AJ, Sami (60) menceritakan, kejadian bermula saat AJ buang air kecil di atas kali dekat rumahnya pada Minggu petang.Tiba-tiba, AJ berteriak meminta tolong lantaran merasakan sakit di kemaluannya.
"Saya kira digigit semut, saya panggil, sini nenek lihat. Terus saya lihat. Pas saya lihat, saya kaget sampai panggil tetangga, 'itu'-nya hilang," kata Sami.
AJ pun dilarikan Sami ke klinik dekat rumahnya dan menurut pihak klinik, AJ tidak mengalami masalah kesehatan serius dan kondisi selaput kemaluannya memang sudah terlepas.
"Kata dokter juga bagus, ya sudah saya enggak apa-apa. Saya berterima kasih saja karena cucu saya sehat alhamdulillah," kata Sami. (*)
Baca Juga:
Bunda Samakan Frekuensi dengan Anak Perempuan, Begini Caranya
Bagikan
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
