Hewan Peliharaan Dapat Lindungi Anak dari Alergi Makanan


Bayi yang tumbuh dikelilingi hewan peliharaan seperti anjing atau kucing memiliki resiko rendah mengalami alergi makanan. (foto: Unsplash_picsea)
ANAK-anak yang tinggal dengan kucing atau anjing selama perkembangan janin dan masa perkembangan awal bayi diketahui memiliki kemungkinan lebih kecil alergi terhadap makanan ketimbang anak-anak lain. Demikian terungkap dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan Rabu (29/3) di jurnal PLOS One.
Studi itu menganalisis data lebih dari 65 ribu anak dari Jepang. Ditemukan, anak-anak yang terpapar kucing atau anjing dalam ruangan memiliki risiko 13 persen hingga 16 persen lebih rendah daripada semua alergi makanan jika dibandingkan dengan bayi di rumah yang bebas dari jangkauan hewan peliharaan.
BACA JUGA:
Hewan Peliharaan Ternyata Bisa Membawa Hal Positif untuk Hidup
“Temuan kami menunjukkan paparan anjing dan kucing mungkin bermanfaat melawan perkembangan alergi makanan tertentu. Hal ini mengurangi kekhawatiran tentang memelihara hewan peliharaan dan mengurangi beban alergi makanan,” ujar para penulis.

Studi tersebut juga menemukan anak-anak yang terpapar kucing punya kemungkinan yang lebih kecil untuk mengembangkan alergi telur, gandum, dan kedelai. Di lain sisi, mereka yang terpapar anjing cenderung tidak memiliki alergi telur, susu, dan kacang.
Meskipun tidak ada hubungan antara kura-kura serta burung dan alergi makanan, paparan hamster selama perkembangan janin dikaitkan dengan risiko alergi kacang hampir dua kali lipat. Penulis berspekulasi bahwa kacang yang dikonsumsi hamster dapat membuat bayi peka melalui kontak fisik atau debu rumah.
Meski mekanisme pastinya masih belum jelas, para ahli mengatakan paparan hewan peliharaan dapat memperkuat mikrobioma usus bayi, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perubahan pada mikrobioma orangtua atau rumah.
BACA JUGA:
Penelitian sebelumnya memiliki hasil yang beragam. Beberapa mengaitkan paparan hewan peliharaan dengan penurunan risiko alergi makanan, tetapi yang lain tidak menemukan hubungan. “Datanya ada di mana-mana,” kata Direktur Program Alergi Makanan di Rumah Sakit Anak Cincinnati Dr Amal Assa'ad, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini.
Meskipun para peneliti pada studi baru memperhitungkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko alergi makanan peserta--termasuk usia ibu, riwayat penyakit alergi, status merokok dan tempat tinggal--mereka mengatakan ada kemungkinan bahwa faktor lain memengaruhi hasil. Selain itu, menurut para ahli, data alergi makanan dilaporkan sendiri. Jadi ketepatannya bergantung pada diagnosis akurat dari peserta.
Presiden American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology Dr Jonathan Bernstein mengatakan debu dan material lain yang dihasilkan hewan peliharaan bisa jadi hal baik bagi bayi. “Ada kebutuhan untuk benar-benar mengonfirmasi jenis studi ini. Jadi aku tidak perlu mengubah gaya hidup berdasarkan data ini. Aku tidak akan menyingkirkan hewan peliharaan di rumah,” ujar Bernstein.

Para ahli berharap hasil ini dapat membantu memandu penelitian tentang penyebab alergi makanan pada masa anak-anak dan meyakinkan pemilik hewan peliharaan.
“Jika kamu berpikir untuk memiliki hewan, tapi khawatir karena memiliki alergi, mungkin ada manfaat tambahan untuk memiliki hewan. Tidak hanya dalam hal apa yang dilakukannya untuk keluarga dan kecintaan masyarakat terhadap hewan peliharaan, tetapi juga itu bisa berpotensi melindungi jika ada paparan awal kehidupan,” kata Bernstein.(ahs)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
