Panduan Kesehatan yang Baru tentang Penggunaan Media Sosial pada Remaja

P Suryo RP Suryo R - Senin, 15 Mei 2023
Panduan Kesehatan yang Baru tentang Penggunaan Media Sosial pada Remaja

Efek media sosial bergantung pada karakteristik pribadi dan psikologis remaja. (freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PEKAN lalu, American Psychological Association menerbitkan laporan Health Advisory on Social Media Use in Adolescence. Laporan berdasarkan bukti ilmiah hingga saat ini, menawarkan 10 rekomendasi untuk melindungi remaja.

Di halaman pertama, laporan itu menyatakan, “Menggunakan media sosial tidak secara inheren bermanfaat atau berbahaya bagi kaum muda.” Pernyataan itu mungkin mengejutkan banyak orang, karena berita yang beredar selama ini hanya menyebutkan dampak buruknya.

Namun, pernyataan ini tidak mengejutkan bagi mereka yang telah mengikuti penelitian, bukan berita utama.

Baca Juga:

Mengapa Orangtua Sebaiknya Jadi 'Sahabat' bagi Anak Remaja?

sosmed
Pemantauan dari orang dewasa disarankan pada masa remaja awal, 10-14 tahun. (freepik/freepik)

Menurut laporan ini, “Efek media sosial bergantung pada karakteristik pribadi dan psikologis remaja serta keadaan sosial, bersinggungan dengan konten, fitur, atau fungsi spesifik yang tersedia di banyak platform media sosial.”

Selanjutnya, para peneliti menekankan bahwa remaja memiliki kemampuan untuk membentuk pengalaman media sosial mereka sendiri, tetapi kita berkewajiban untuk mengajari mereka cara melakukannya.

Salah satu dari 10 rekomendasi tersebut adalah bahwa penggunaan media sosial harus didahului dengan pelatihan literasi media sosial, sebuah rekomendasi yang telah diteriakkan banyak pakar selama bertahun-tahun.

Berikut ringkasan rekomendasi laporan tersebut seperti diberitakan Psychology Today (10/5):

1. Remaja harus didorong untuk menggunakan fungsi yang menciptakan peluang untuk dukungan sosial, pertemanan daring, dan keintiman emosional yang dapat mendorong sosialisasi yang sehat di media sosial.

2. Fitur desain (seperti tombol 'like', konten yang direkomendasikan, dll.) harus disesuaikan dengan kemampuan perkembangan remaja.

Baca Juga:

Perkembangan Teknologi yang Menjadi Negatif di Tangan Remaja

medsos
Fitur desain seperti tombol 'like', harus disesuaikan dengan kemampuan perkembangan remaja. (freepik/rawpixel.com)

3. Pemantauan orang dewasa disarankan pada masa remaja awal (10-14 tahun) dengan otonomi yang meningkat seiring bertambahnya usia anak dan jika mereka telah mendapatkan keterampilan literasi digital.

4. Paparan terhadap konten yang menginstruksikan atau mendorong perilaku berisiko kesehatan, seperti menyakiti diri sendiri (mis., melukai, bunuh diri), menyakiti orang lain, atau yang mendorong perilaku gangguan makan (mis., membatasi makan, membuang makanan, olahraga berlebihan) harus diminimalkan, dilaporkan, dan dihapus dan teknologi tidak boleh mengarahkan pengguna ke konten ini.

5. Paparan terhadap “cyberhate” harus diminimalkan.

Rekomendasi lain, termasuk: mengawasi remaja secara rutin dalam penggunaan media sosial bermasalah; memastikan media sosial tidak mengganggu tidur dan aktivitas fisik; menahan diri dari menggunakan media sosial untuk perbandingan sosial, terutama seputar kecantikan dan penampilan.

Laporan tersebut diakhiri dengan panggilan untuk pendidikan yang akan memastikan pengguna media sosial yang telah mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang diinformasikan secara psikologis untuk memaksimalkan peluang untuk penggunaan media sosial yang seimbang, aman, dan bermakna.

Sebagai penutup, mereka merekomendasikan bahwa sumber daya yang substansial harus disediakan untuk pemeriksaan ilmiah lanjutan dari efek positif dan negatif dari media sosial pada perkembangan remaja.

Semua hal di atas bisa dilakukan, tapi semua membutuhkan upaya bersama antara perusahaan media sosial, anggota parlemen, orangtua, sekolah, dan bahkan remaja itu sendiri. (aru)

Baca Juga:

Ini yang dibutuhkan Ketika Anak Tumbuh Remaja

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Bagikan