Kesehatan

Massa Otot Mulai Menurun di Usia 35, ini Faktor Penyebabnya

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 11 Juni 2022
Massa Otot Mulai Menurun di Usia 35, ini Faktor Penyebabnya

Dokter berikan penjelasan perihal terjadinya penurunan masa otot. (Foto: pixabay/schaferle)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PENURUNAN massa otot sebenarnya sudah mulai terjadi ketika seseorang memasuki usia 35 tahun dan akan semakin progresif seiring bertambahnya usia. Hal itu dipaparkan spesialis ortopedi Rumah Sakit Medistra Jakarta dr Kiki Novito, SpOT.

"Setelah penurunan massa otot di usia 35 tahun, massa otot kemudian pelan-pelan berkurang lagi dan begitu memasuki usia 65, pengurangan massa otot dan tulang akan semakin progresif berkali-kali lipat," jelas Kiki pada webinar kesehatan, seperti dikabarkan ANTARA.

Baca Juga:

Tekan Risiko Demensia Alzheimer dengan Gaya Hidup Sehat Sejak Muda

Kiki menyebut penurunan massa otot yang progresif itu disebut dengan sarcopenia. Kondisi itu akan membuat seseorang mengalami penurunan kekuatan otot dan performa fisik.

Penurunan massa otot pada umumnya disebabkan sel yang menua (Foto: pixabay/8385)

Penurunan massa otot pada umumnya disebabkan sel yang menua. Pada tubuh manusia, Kiki menjelaskan, ada satu sel bernama mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi. Namun, seiring bertambahnya usia, produksi sel itu menadi lebih sedikit.

"Itu merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada semua orang. Kalau ditambah lagi karena kurang digunakan semasa mudanya, kurang dilatih, enggak suka olahraga, itu tentu akan lebih berat," tambah Kiki.

Ia menjelaskan, pada usia yang menua, stimulus saraf pada otak akan semakin berkurang sehingga penggunaan otot juga berkurang. Seiring bertambah usia, pembuluh darah juga menjadi lebih kaku sehingga suplai darah ke otot ikut berkurang.

Baca Juga:

Pentingnya Edukasi Kesehatan Untuk Menekan Kasus COVID-19

Kurangnya konsumsi kalori dan protein juga bisa memengaruhi berkurangnya masa otot. (Foto: pixabay/kinkate)

Selain itu, kurangnya konsumsi kalori dan protein, juga bisa memengaruhi pengurangan massa otot. Kiki kerap menemui orang tua yang takut makan karena banyak penyakit seperti gula. Padahal, penyakit-penyakit itu bukan berarti lansia tidak boleh makan, tapi harus mencukupi kalori dan protein sesuai dengan yang dibutuhkan.

"Tentunya, seberapa banyak boleh mengonsumsi itu, harus dikonsultasikan dengan dokter sesuai dengan masalah yang ada pada diri," ucap Kiki.

Agar massa otot bisa tetap terjaga, Kiki menyarankan untuk melakukan resistance exercise, seperti halnya angkat beban. Dalam hal ini, kamu tidak harus pakai barbel. Angkat beban bisa dilakukan dengan benda-benda lain yang ditemukan di rumah. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen protein serta vitamin D.

Mengenai suntik testosteron untuk menambah massa otot, Kiki menjelaskan memang betul suntik testosteron bisa menambah masa otot, tapi efek sampingnya perlu diperhatikan. (Ryn)

Baca Juga:

Dosis Keempat Vaksin COVID-19, Perlukah?

#Kesehatan #Tips Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan