Kesehatan

Dosis Keempat Vaksin COVID-19, Perlukah?

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 25 April 2022
Dosis Keempat Vaksin COVID-19, Perlukah?

Sejumlah negara sudah mulai melakukan pemberian vaksin COVID-19 dosis ke-4 (Foto: pixabay/geralt)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BANYAK orang yang mempertanyakan apakah perlu menerima vaksin dosis keempat. Di Indonesia, pemberian booster atau dosis ketiga vaksi COVID-19 sudah dilaksanakan, khususnya bagi masyarakat berusia di atas 18 tahun. Salah satu syaratnya ialah sudah mendapat dosis kedua vaksin COVID-19 minimal 3 bulan sebelumnya.

Sementara itu, di negara lain seperti Israel, pemberian dosis keempat vaksin COVID-19 sudah dijalankan. Pemberian dosis keempat itu difokuskan pada kelompok masyarakat yang lebih rentan, seperti lansia, orang dengan sistem imun lemah, dan petugas kesehatan.

Baca Juga:

Astaga, Lansia Ini Diduga Telah Menerima Vaksin COVID-19 90 Kali

Sejumlah peneliti telah melakukan studi tentang pemberian vaksin COVID-19 dosis ke-4 (Foto: pixabay/geralt)

Sebuah studi tentang pemberian dosis keempat vaksin COVID-19 di Israel menunjukkan orang yang mendapatkan empat dosis vaksin COVID-19 berisiko lebih rendah untuk terinfeksi serta mengalami gejala berat ketimbang mereka yang belum mendapatkannya.

Meski begitu, penelitian itu tidak menjelaskan tentang kesamaan faktor risiko antara orang yang menerima dan tidak menerima dosis keempat vaksin COVID-19. Padahal, ada faktor risiko tertentu seperti penyakit komorbid, yang bisa saja menjadi pemberat gejala COVID-19.

Seperti dilansir Alodokter, penelitian terbaru mendapati bahwa dosis keempat vaksin COVID-19 Pfizer yang dierikan empat bulan setelah dosis ketiga lebih efektif dalam beberapa hal. Hal itu meliputi mengurangi infeksi virus COVID-19, mengurangi terjadinya COVID-19 gejala berat, mengurangi perawatan di rumah sakit, hingga menurunkan angka kematian akibat COVID-19.

Namun, studi tersebut tidak menjelaskan adanya kemungkinan di luar COVID-19 yang bisa menjadi penyebab kematian bagi kelompok orang dalam penelitian yang tidak menerima dosis keempat vaksin COVID-19.

Studi tersebut dianggap terlalu cepat dalam mengambil kesimpulan bahwa dosisi keempat vaksin bisa langsung menurunkan kasus infeksi setelah vaksin beberapa hari. Padahal, tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan kekebalan serta melindungi tubuh dari infeksi.

Masih butuh penelitian lebih lanjut tentang pemberian dosis keempat vaksin COVID-19. (Foto: pixabay/alexandra_koch)

Badan pengawasan obat serta makanan Amerika Serikat, Food & Drug Administration (FDA), sudah menyetujui dosis keempat vaksin jenis Moderna dan Pfizer sebagai pemberian darurat bagi kelompok orang berusia lebih dari 50 tahun.

Baca Juga:

Lebih Mudah Mendapatkan Vaksin dengan Quicktest

Kendati demikian, belum banyak studi dengan bukti yang kuat untuk mendukung pemberian dosis keempat vaksin COVID-19 pada orang yang sehat di kelompok usia tertentu, seperti remaja, orang dewasa, dan lansia.

Hingga saat ini, masih dibutuhkan bukti yang kuat tentang perlu atau tidaknya pemberian dosis keempat vaksin COVID-19. Penelitian yang lebih luas dan mendalam diperlukan untuk memastikan keamanan dari dosis keempat vaksin.

Selain itu, dibutuhkan juga data pendukung untuk memastikan manfaat dari dosis keempat seperti untuk mengurangi risiko terjadinya gejala berat maupun kematian akibat COVID-19. (Ryn)

Baca Juga:

Jangan Menunda Vaksin COVID-19 Bagi Anak

#Kesehatan #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan