Nyamar Jadi Pelajar, Seorang Satpam Ngaku Dibayar Rp 40 Ribu untuk Ikut Demo


Petugas kepolisian bentrok dengan massa dalam demo di kawasan DPR, Senin (30/9) kemarin. (MP/Kanu)
MerahPutih.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan informasi soal massa bayaran yang menyamar jadi pelajar dalam beberapa aksi ujuk rasa di depan Gedung DPR/MPR benar adanya. Hingga kini jumlah mereka masih di data
“(Ada massa bayaran) Sedang di data,” kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (1/10).
Baca Juga
Aliansi Sipil Beberkan 'Dosa-Dosa' Kebrutalan Aparat Bungkam Aksi Massa
Sementara itu, salah satu pelaku yakni RH (22) membenarkan kalau dirinya bukanlah pelajar. Dia mengaku hanya pura-pura jadi pelajar dengan memakai seragam SMA. Sehari-harinya pelajar gadungan ini adalah seorang sekuriti. RH mendapat ajakan ini dari pesan singkat temnnya yang akan diberikan uang Rp.40.000 bila mau ikut.

Sayangnya, belum sempat ikut aksi pada Senin 30 Oktober 2019 kemarin mereka sudah diamankan duluan. Pasalnya dia tertangkap razia polisi di kawasan Tanjung Priok.
"Dapat info dari WhatsApp, katanya Rp 40.000 dibayarnya," kata RH.
Sementara, olisi mengamankan 649 orang dalam kerusuhan yang terjadi di sekitar Gedung MPR/DPR, Jakarta, pada Senin (30/9)
Baca Juga
Ratusan orang tersebut diamankan oleh Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat. Namun, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka karena seluruhnya masih dalam proses penyelidikan.
"Di Polda Metro Jaya 380 orang, Polres Jakarta Utara 36 orang, Polres Jakarta Pusat 63 orang, Polres Jakarta Barat 170 orang. Totalnya 649 orang," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Sebanyak 36 orang yang diamankan di daerah Jakarta Utara, menurut Dedi, merupakan terduga perusuh yang menyamar dengan mengenakan seragam sekolah. Ratusan orang tersebut disebut sebagai terduga perusuh karena diduga menyerang aparat dan merusak fasilitas publik.
"Mereka menyerang aparat menggunakan batu, molotov, melakukan pembakaran, dan pengrusakan fasilitas publik," tutur dia.
Berdasarkan keterangan polisi, sasaran dari para terduga perusuh tersebut adalah menggagalkan pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR periode 2019-2024 hari ini.

"Diduga kuat menggagalkan pelantikan anggota DPR/MPR hari ini, kalau gagal mereka juga akan menggagalkan pelantikan presiden mendatang,” kata Dedi.
Baca Juga
Ribuan Polisi Jaga Obyek Vital dan Tutup Akses Jalan Gedung DPR
Sebelumnya, gelombang aksi massa yang mengkritik rancangan undang-undang (RUU) KUHP, UU KPK yang sudah direvisi, dan sejumlah RUU lain mengakibatkan gedung wakil rakyat tersebut kembali dibanjiri massa pada Senin (30/9).
Massa yang datang beragam pada aksi kemarin. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, hingga Universitas Negeri Jakarta turun ke jalan. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah

Halte Transjakarta Senen Ganti Nama Jadi Jaga Jakarta, Pramono Ungkap Alasannya

SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu

Sempat Rusak Parah, Halte Transjakarta Senen Segera Diresmikan Kembali

Kuasa Hukum Sebut Delpedro Marhaen tak Punya Kuasa untuk Memicu Kerusuhan di Jakarta

Bantah Indonesia akan Terapkan Situasi Darurat setelah Demo, Kepala Badan Investigasi Khusus Nyatakan Situasi sudah Aman

Komisi V DPR Minta Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Kerusuhan Segera Diperbaiki

[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
![[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan](https://img.merahputih.com/media/18/38/f4/1838f450cbce7fc521ae23f37538fc44_182x135.jpg)
Pastikan Situasi Tetap Aman usai Demo, Kawasan Objek Vital di Solo Dijaga TNI

Ungkapan Mendalam Sri Mulyani usai Rumahnya Dijarah: Hilangnya Rasa Aman, Kepastian Hukum, dan Perikemanusiaan
