Novel Baswedan Bongkar Kejanggalan Dua Oknum Polisi Pelaku Penyerangannya
Novel Baswedan memenuhi panggilan polisi atas kasus dugaan penyiraman air keras yang menimpa dirinya, Senin (6/1). ANTARA/Fianda Rassat
MerahPutih.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai ada yang janggal dalam motif kedua pelaku yang menyerangnya menggunakan air keras.
Menurut Novel, jika alasannya adalah motif pribadi, hal itu justru terkesan membingungkan karena ia tidak kenal, tidak pernah bertemu, tidak terkait apapun dengan RM dan RB.
Baca Juga
Novel Ingin Bertemu dengan Kedua Pelaku Penyiraman Air Keras
"Tentunya nggak masuk akal apabila itu adalah urusan personal. Saya sampaikan dalam proses pemeriksaan tadi bahwa ini terkait dengan tugas-tugas saya dalam rangka memberantas korupsi," ujar Novel kepada di Jakarta, (7/1).
Novel menyampaikan, keyakinannya bukan tanpa dasar, namun berdasarkan hasil investigasi mendalam baik yang dilakukan Komnas HAM maupun pihak lainnya.
"Dan semuanya mendapat fakta hampir serupa, kecuali ada hal-hal yang sedikit agak bias ketika berbicara seolah-olah ini karena masalah dengan saya, kan bias," katanya.
Menurut Novel, pada pokoknya ada dua hal penting. Pertama terkait dengan tugas-tugasnya melakukan penyidikan perkara korupsi dalam rangka melaksanakan tugas di KPK.
Baca Juga
Tidak Terima Penyerang Novel Disebut Serahkan Diri, Polisi: Ada Surat Penangkapan
"Saya ingin mengingatkan satu hal bahwa serangan kepada saya adalah bagian serangan-serangan lainnya kepada orang-orang KPK yang pernah disebut oleh rekan-rekan di KPK, lebih dari 10 kasus. Tentunya hal tersebut menggambarkan bahwa upaya-upaya serangan-serangan itu terkait tugas di KPK," jelasnya.
Novel mengungkapkan, perlu ada tim independen yang tak terikat dengan instansi manapun untuk berani mengungkap perkara ini.
"Tentunya apabila itu diperiksa dengan tim gabungan yang independen, hal itu akan bisa diketahui siapa sih sebenarnya penjahat di balik itu," katanya.
Karena itu, Novel berharap polri harus membuka fakta jika penyerangan tersebut sistematis dan terorganisir. Artinya, penyerangan yang terjadi 2,5 tahun itu bukan sekedar urusan personal.
"Jangan sampai hanya menutup atau tidak membuka fakta bahwa penyerangan ini adalah serangan yang sistematis dan terogranisir. Ini juga telah dilakukan investigasi Komnas HAM sebelumnya," ujar Novel.
Sebelumnya, Tim Teknis Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia menangkap dua orang terduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/12) malam.
Dua terduga pelaku berinisial RB dan RM itu merupakan anggota polisi aktif. Bahkan seorang tersangka berinisial RB sempat meneriakkan alasan dirinya menyerang Novel.
Baca Juga
Novel Siap Dikonfrontir dengan Dua Oknum Polisi yang Diduga Jadi Penyerangnya
"Tolong dicatat, saya tak suka Novel karena dia pengkhianat," teriak RB.
Saat ini, kedua pelaku resmi ditahan di Bareskrim Polri selama 20 hari ke depan. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Novel Baswedan: TWK KPK Manipulatif, Pimpinan Baru Jangan Lanjutkan Kebijakan Firli
Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara
Novel Baswedan Soroti Pencalonan Nurul Ghufron sebagai Hakim Agung: Harusnya Gagal Administrasi
MK Mulai Sidangkan Gugatan Novel Baswedan Terkait Syarat Usia Capim KPK
Saat Hasto PDIP Duduk Berdampingan dengan Rocky Gerung hingga Novel Baswedan
Novel Baswedan Harap Nawawi Pomolango Bisa Perbaiki KPK
Abraham Samad Cs Gunduli Rambut Bentuk Rasa Syukur Firli Tersangka
Novel Baswedan Sebut Firli Bahuri Berpotensi Melarikan Diri
Selain SYL, Ada Kepala Daerah Diduga Jadi Korban Pemerasan Oknum KPK
Penangkapan SYL Disebut Upaya Ketua KPK Tutupi Dugaan Pemerasan