Ngemil Karbohidrat Olahan Pengaruhi Daya Tarik Wajah


Perempuan cenderung menganggap pria lebih menarik setelah ngemil kudapan yang tinggi glikemik pada sore hari. (Foto: Pexels/Engin Akyurt)
MerahPutih.com - Pola makan bisa memengaruhi penampilan seseorang. Demikian kesimpulan peneliti dari Universitas Montpellier Perancis.
Mereka meneliti hubungan antara konsumsi karbohidrat olahan (karbohidrat yang telah diproses dengan cara yang biasanya menghilangkan sebagian besar nilai gizinya) dengan daya tarik wajah.
Beberapa jenis karbohidrat olahan antara lain nasi putih, roti tawar putih, kentang, minuman bersoda, dan minuman manis.
“Kami menemukan bahwa konsumsi karbohidrat olahan, baik langsung atau kronis, memengaruhi daya tarik wajah,” kat Claire Berticat peneliti tersebut, seperti dikutip newsweek.com (6/3).
Temuan mereka terlepas dari indeks massa tubuh individu. Hasil temuan mereka dipublikasikan di jurnal daring PLOS One.
Baca juga:
Berticat dan rekannya mempelajari 104 pria dan wanita dewasa. Peserta diberi sarapan tinggi glikemik atau sarapan yang kaya karbohidrat olahan dan dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebagian lagi diberi sarapan rendah glikemik atau sarapan yang kaya akan biji-bijian dan protein non-olahan.
Para peserta diminta mengisi kuesioner untuk mengevaluasi kebiasaan makan khas mereka guna memahami seberapa sering mereka biasanya mengonsumsi karbohidrat olahan.
Dua jam setelah makan, sekelompok sukarelawan lain diminta untuk mengevaluasi daya tarik wajah para peserta.
Para peneliti kemudian menganalisis bagaimana camilan tinggi glikemik pada sore hari memengaruhi daya tarik wajah.
“Kami menemukan bahwa hasilnya berbeda, setidaknya pada pria, berdasarkan pola makan yang berbeda pada hari itu (sarapan, camilan sore, dan camilan di antara waktu makan),” kata Berticat.
Faktanya, perempuan cenderung menganggap pria lebih menarik setelah ngemil kudapan yang tinggi glikemik pada sore hari.
Berbagai dampak makanan yang berbeda terhadap daya tarik berkaitan dengan kompleksitas pengaruh makanan terhadap fisiologi.
"Ngemil di sore hari memenuhi kebutuhan nyata banyak orang. Hal ini menyebabkan penurunan kadar glukosa plasma dan insulin, sehingga memotivasi untuk makan. Pria yang mengonsumsi camilan dengan kandungan glikemik tinggi selama waktu ini mungkin tampak lebih menarik karena peningkatan glukosa langsung," ungkap Berticat.
Namun, hasil yang sama tidak terlihat pada perempuan. “Kami mengamati perbedaan dalam cara pria dan perempuan merespons makanan yang berbeda,” kata Berticat.
“Karena fisiologi dan metabolisme sangat berbeda antara pria dan wanita, perbedaan jenis kelamin bukanlah hal yang tidak terduga.” (dru)
Baca juga:
Migrain Muncul Setelah Mengonsumsi Karbohidrat dan Gula?
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
