Namanya Dikaitkan dengan MCA, Gubernur Aher Angkat Bicara


Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Foto: Twitter)
MerahPutih.Com - Seiring dengan penangkapan sejumlah anggota Muslim Cyber Army (MCA) di beberapa kota oleh kepolisian, mulai terungkap aktivitas kelompok tersebut. Salah satu yang paling mendapat sorotan yakni kegiatan pelatihan dan workshop anggota MCA.
Dalam sebaran informasi di media sosial yang ramai diperbincangkan yakni muncul nama Gubernur Ahmad Heryawan alias Aher sebagai salah satu pembicara dalam workshop MCA.
Bila melihat poster kegiatan tersebut, workshop yang digagas MCA itu digelar pada tanggal 20 Desember 2017 di Convention Hall At Taqwa Centre Cirebon. Ada beberapa pembicara seperti Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Cirebon Dr. Achmad Kholiq, Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Prof. Dr. Ibnu Hamad, dan beberapa nama lainnya.
Humas Pemprov Jabar ingin menegaskan bahwa Gubernur Jabar tidak pernah hadir dan menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut. sebagaimana tercantum dalam poster kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kami sangat menyayangkan nama Gubernur Aher dikaitkan dengan kegiatan MCA.
"Kami tegaskan sekali lagi, tidak ada undangan yang disampaikan kepada Gubernur Jabar. Boleh jadi panitia bermaksud mengundang, namun kami tidak mengetahui ada pencantuman gambar Gubernur Jabar di poster kegiatan mereka," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jabar, Sonny S. Adisudarma di Bandung, Sabtu (3/3).
Pihaknya juga tidak mengetahui apakah kegiatan yang direncanakan digelar tanggal 20 Desember itu jadi dilaksanakan atau tidak.
"Yang pasti, pada hari itu Gubernur Aher memiliki agenda lain dan di tempat lain. Pada tanggal tersebut, sejak pagi Gubernur Jabar berada di Kabupaten Ciamis untuk mengunjungi korban gempa di Dusun Wonoharjo Desa Wonoharjo Kecamatan Pangandaran. Setelah itu, beliau mengunjungi pengungsi di Masjid Alhidayah Desa Sukahurip Pamarican Kabupaten Ciamis dan dilanjutkan perjalanan ke Tasikmalaya untuk meninjau SMK 3 Kota Tasik yang juga terdampak bencana gempa," beber Sony.
Untuk itu pihaknya menghimbau kepada yang menyebarkan poster dan menyebutkan kehadiran Gubernur Aher dalam acara tersebut, Kami mengimbau untuk tidak lagi menyebarkan poster tersebut sehingga mengundang orang untuk berkomentar negatif.
"Kepada yang telah berkomentar negatif yang berpotensi fitnah, semoga rilis ini menjadi pelurusan," tegasnya.
Pihaknya ingin mengajak semua untuk bertabayyun. Apabila mendapat suatu kabar, maka tanyakankanlah pada si pembawa kabar.
"Suruh yang membawa kabar untuk membuktikannya. Ini sesuai dengan Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi No 1261, “Bukti itu bagi yang menuduh. Dan sumpah itu bagi tertuduh”," ucapnya.
Pemprov Jabar pun mengajak pada masyarakat untuk berhati-hati dalam bermedsos. Sebagai sebuah institusi yang bebas nilai, medsos bisa bermanfaat dan menjadi ladang ibadah bila digunakan untuk syiar dan kebaikan. Sebaliknya akan menjadi lumpur dosa bisa digunakan untuk fitnah dan keburukan.(*)
Berita ditulis berdasarkan laporan Yugie Prasetyo, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Bandung dan sekitarnya.
Bagikan
Berita Terkait
DPR Kritik Kebijakan 50 Siswa per Kelas di Jabar, Dinilai Lebih Banyak Mudarat
Dedi Mulyadi Disentil Mendagri Soal Pendapatan Daerah, Beda Dengan Pandangan Pengamat

Dedi Mulyadi Tak Terima Bogor Disalahkan Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta

[HOAKS atau FAKTA]: Dedi Mulyadi Wajibkan Warga Jabar Gunakan Bambu untuk Membangun Bangunan
![[HOAKS atau FAKTA]: Dedi Mulyadi Wajibkan Warga Jabar Gunakan Bambu untuk Membangun Bangunan](https://img.merahputih.com/media/0f/2a/ce/0f2ace0d53a7951d2cdee7e1191c0508_182x135.jpeg)
Dedi Mulyadi Masih Pertimbangkan Pemprov Jabar Beri Subsidi Transjabodetabek

Dedi Mulyadi Sebut Banjir di Jakarta Akibat Bangunan di Aliran Sungai, Butuh Rp 8 Triliun untuk Selesaikan

Dedi Mulyadi Ingin Anak-anak Rileks dan Bantu Orang Tua di Rumah, Sekolah Dilarang Memberi PR

Dedi Mulyadi Pastikan Bonus Rp 2 M untuk Persib yang Menjuarai Liga 1, 1 M dari Kantong Sendiri

KPK Dorong Kebermanfaatan Anggaran Pemprov Jabar bagi Masyarakat

MAARIF Insitute Nilai Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan Anak Nakal ke Barak Keliru, Bisa Merusakan Sistem Pendidikan
