DPR Kritik Kebijakan 50 Siswa per Kelas di Jabar, Dinilai Lebih Banyak Mudarat

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
DPR Kritik Kebijakan 50 Siswa per Kelas di Jabar, Dinilai Lebih Banyak Mudarat

Ilustrasi sekolah. (Foto: DPRD DKI Jakarta)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengkritik keras kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menetapkan kuota hingga 50 siswa dalam satu kelas. Ia menilai, aturan tersebut justru menimbulkan lebih banyak mudarat dibanding manfaat.

Pernyataan itu disampaikan Lalu usai menerima keluhan dari sejumlah wali murid yang anaknya mengikuti proses belajar mengajar dengan komposisi siswa yang padat di sekolah-sekolah di Jawa Barat.

“Jika dalam pelaksanaannya justru lebih banyak mudarat daripada manfaatnya ya silakan dievaluasi dan rangkul sekolah swasta untuk bisa menampung anak didik kita,” kata dia kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/7).

Baca juga:

Sekolah Swasta Gratis Jadi Prioritas dalam Raperda APBD Perubahan 2025

Kebijakan ini merupakan bagian dari Program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) yang diterapkan dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, masih banyak solusi lain yang bisa ditempuh pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan anak putus sekolah tanpa harus memadatkan jumlah siswa dalam satu kelas.

“Masih banyak cara yang dilakukan, apalagi APBD Jabar kan cukup tinggi maka saya yakin jika 20 persen anggaran pendidikan benar- benar peruntukannya maka masalah kekurangan kelas di Jabar bisa teratasi,” tegas dia.

Baca juga:

Interpretasi Pendidikan Gratis Lewat Putusan MK Bisa Jadi Bumerang, Pemerintah Diminta Jangan Bunuh Partisipasi Masyarakat

Meskipun demikian, Lalu menyebut kebijakan tersebut secara aturan diperbolehkan, selama daerah tersebut memang mengalami kekurangan satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta, serta memiliki jumlah calon siswa baru yang melimpah.

“Dengan catatan juga daerah tersebut untuk melimpah calon siswa baru. atau dengan kondisi khusus. Tentu mempertimbangkan ruang kelas yang akan digunakan,” tegas dia.

“Jadi harus mencukupi 50 dan tidak berdesak desakan. Hal tersebut tertuang dalam permendikbudristek no 47/2023 dan diperkuat demgan SK BKSAP no 71/2024,” pungkasnya. (Pon)

#Komisi X DPR #Gubernur Jawa Barat #Dedi Mulyadi #Pendidikan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Ombudsman Minta Konsep Asrama Sekolah Rakyat SD Dievaluasi, Banyak Siswa tak Betah
Anak umur 6-7 tahun itu rata-rata belum siap boarding. Ada yang baru beberapa waktu sudah minta pulang.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
Ombudsman Minta Konsep Asrama Sekolah Rakyat SD Dievaluasi, Banyak Siswa tak Betah
Indonesia
Baru Diluncurkan, Pimpinan Komisi X DPR Ajak Baca dan Kritisi 'Buku Sejarah Indonesia'
Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, merespons peluncuran Buku Sejarah Indonesia.
Soffi Amira - Senin, 15 Desember 2025
Baru Diluncurkan, Pimpinan Komisi X DPR Ajak Baca dan Kritisi 'Buku Sejarah Indonesia'
Indonesia
[HOAKS ATAU FAKTA]: Dedi Mulyadi Disambut Ribuan Orang saat Kunjungi Korban Banjir Aceh dan Padang
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disambut ribuan orang saat mengunjungi korban banjir di Aceh dan Padang.
Soffi Amira - Kamis, 11 Desember 2025
[HOAKS ATAU FAKTA]: Dedi Mulyadi Disambut Ribuan Orang saat Kunjungi Korban Banjir Aceh dan Padang
Indonesia
Dedi Mulyadi Kunjungi Gedung KPK, Bahas Penyelamatan Aset Negara di Jawa Barat
Dedi Mulyadi mengunjungi Gedung KPK, Kamis (11/12). Kunjungan itu membahas penyelamatan aset negara di Jawa Barat.
Soffi Amira - Kamis, 11 Desember 2025
Dedi Mulyadi Kunjungi Gedung KPK, Bahas Penyelamatan Aset Negara di Jawa Barat
Indonesia
Wakil Wali Kota Bandung Jadi Tersangka Kasus Korupsi, KDM: Ikuti Prosedur Hukum!
Gubernur Jabar KDM merespons penetapan Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, sebagai tersangka korupsi oleh Kejari Bandung. Tegaskan proses hukum harus dihormati.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 Desember 2025
Wakil Wali Kota Bandung Jadi Tersangka Kasus Korupsi, KDM: Ikuti Prosedur Hukum!
Indonesia
Dewan PSI Minta Disdik Cabut Izin Sekolah yang Cuek Tangani Kasus Bullying
Para orangtua murid melayangkan laporan kepada kepolisian perihal perundungan yang dialami bisa jadi merupakan indikasi sekolah terkait tak responsif.
Dwi Astarini - Jumat, 05 Desember 2025
Dewan PSI Minta Disdik Cabut Izin Sekolah yang Cuek Tangani Kasus Bullying
Indonesia
Lapor ke Presiden Prabowo, Mendikdasmen: Bonus sudah Ditransfer Langsung
Tunjangan bagi guru ASN yang setara dengan gaji pokok telah dibayarkan penuh dan sudah ditransfer ke rekening penerima.
Dwi Astarini - Sabtu, 29 November 2025
Lapor ke Presiden Prabowo, Mendikdasmen: Bonus sudah Ditransfer Langsung
Indonesia
Presiden Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan untuk Siswa Pelosok
Langkah ini diambil setelah laporan dan temuan mengenai banyaknya siswa yang harus mempertaruhkan keselamatan karena minimnya infrastruktur penghubung.
Dwi Astarini - Sabtu, 29 November 2025
Presiden Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan untuk Siswa Pelosok
Indonesia
Presiden Prabowo Dorong Mahasiswa Terlibat di Proyek Strategis, Persiapkan SDM Nasional
Presiden Prabowo meminta percepatan penyiapan sumber daya manusia (SDM) nasional agar mampu menjawab kebutuhan berbagai sektor pembangunan.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
Presiden Prabowo Dorong Mahasiswa Terlibat di Proyek Strategis, Persiapkan SDM Nasional
Indonesia
Legislator Usulkan 3 Pilar Transformatif Generasi Digital untuk Perkuat Digitalisasi Pembelajaran
Berfokus pada keamanan dan kompetensi literasi digital anak serta tenaga pendidik. ?
Dwi Astarini - Kamis, 27 November 2025
Legislator Usulkan 3 Pilar Transformatif Generasi Digital untuk Perkuat Digitalisasi Pembelajaran
Bagikan