Dedi Mulyadi Tak Terima Bogor Disalahkan Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (MP/Didik Setiawan)
MerahPutih.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku tak terima jika salah satu faktor yang membuat Jakarta banjir beberapa waktu lalu karena air dari hulu Bogor. Ia tegaskan, bahwa banjir di ibu kota bukan akibat air kiriman dari daerahnya itu.
Menurut dia, tidak ada istilah banjir kiriman. Aliran air yang turun dari dataran tinggi ke dataran yang lebih rendah merupakan siklus alam. Karena itu, air kiriman itu tidak bisa serta merta dijadikan faktor penyebab banjir di dataran yang lebih rendah, seperti Jakarta.
"Gini, enggak ada banjir kiriman dari Bogor. Air itu mengalir dari dataran tinggi ke dataran yang rendah, itu aspek siklus alam," kata Dedi agenda Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi untuk Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah Daerah yang Bebas dari Korupsi Pasca Pelantikan Kepala Daerah di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7).
Dedi mengatakan, banyak terjadi perubahan fungsi lahan dan tata ruang di wilayah Bogor. Namun, menurut dia, hal itu dilakukan oleh para pengusaha dari daerah lainnya.
"Kalau mau kita jujur, perubahan alih fungsi lahan dan tata ruang di Bogor juga kan para pengusahanya dari mana? Gitu lo," ucapnya.
Baca juga:
Curah Hujan Tinggi, Air Kiriman Bogor dan Rob Bikin Banjir di Jakarta Meluas
Ia menilai, selama keberadaan sungai yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah belum dibenahi, banjir akan terus terjadi. Menurut dia, harus dilakukan pembenahan agar sungai yang mengalir itu tidak lagi dangkal dan sempit.
"Jadi saya katakan gini deh, selama sungainya masih dangkal, selama sungainya masih sempit, selama rawa-rawa terus diuruk untuk pembangunan, banjir pasti akan terus terjadi," ujar dia.
Dedi mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk merevisi tata ruang di wilayahnya. Pemprov DKI juga akan berupaya membongkar bangunan-bangunan yang menutup daerah aliran sungai.
"Walaupun biayana sangat mahal ya, recovery lingkungan itu lebih mahal dari pembangunan. Nah tentunya tidak bisa jalan sendiri harus semua orang bekerja sama untuk concern menyelesaikan lingkungan," pungkasnya.
Baca juga:
Pemprov DKI Akui Drainase Vertikal Tak Mampu Atasi Banjir Kiriman
Sebelumnya, terdapat ratusan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta yang terendam banjir pada Minggu (6/7).
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, penyebab utama masalah banjir yang terjadi adalah air kiriman dari hulu, Bogor.
"Karena memang kontribusi terbesar kadang kala kondisinya cerah seperti ini, tiba-tiba banjir seringkali terjadi. Karena memang kiriman dari atas," ucap Pramono, Selasa (8/7). (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Ini Langkah BPBD Atasi Luapan Ciliwung
Gubernur Pramono Usul Speaker Masjid dan Gereja Dipakai untuk Peringatan Dini Banjir
Pemprov Jabar Ingin Gambir - Bandung Ditempuh 1,5 Jam Perjalanan Pakai Kereta Api
Banjir Rob Mampir Depan JIS Hingga Jalanan Utama Terendam, Kawasan Muara Angke yang Langganan Banjir Justru Aman
Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Ribut Proyek Pengerukan Sungai, Ini Nama 3 Kades yang Bersitegang
BPBD DKI Sebut Banjir di Jakarta Sudah Surut, Turunkan Personel untuk Pantau Kondisi Genangan
42 RT di Jakarta Terendam Banjir, BPBD: Genangan Terus Meluas Hingga Malam Hari
Banjir Jakarta Meluas, Pintu Air Mayoritas Siaga Tiga
KDM Terbitkan SE Larangan Hukuman Fisik di Sekolah, Semua Jenjang Wajib Patuh
Proyek Penurapan Multiyears Sungai di Jakarta Digas Lagi, Fokus Kali Grogol Hingga Mookervart