Muhammadiyah Puji Kebijakan Karantina, Masyarakat Tetap Diminta Waspada

Varian Omicron perlu diwaspadai. (Foto: Unsplash/CDC)
MerahPutih.com - Masyarakat tak henti-hentinya diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran COVID-19 varian baru, Omicron. Varian tersebut sudah terdeteksi di negara Singapura dan Malaysia.
Di Malaysia, varian Omicron ditemukan dari sampel pelajar yang kembali dari Afrika Selatan via Singapura pada 19 November. Hal itu sebelum WHO menetapkan Omicron sebagai varian yang diwaspadai.
"Jangan-jangan di Indonesia sudah muncul tapi belum terlacak," ujar Wakil Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Corona Rintawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/12).
Baca Juga:
Penyebaran Omicron Bakal Perburuk Rantai Pasok dan Inflasi Dunia
COVID-19 mendorong pemerintah bertindak cepat meningkatkan screening dan pelacakan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama saat sebelumnya telat mendeteksi keberadaan varian Delta. Akibatnya, terjadi ledakan yang membuat Bed Occupation Rate (BOR) tinggi termasuk angka kematian.
Ia menilai kebijakan karantina 10 hari bagi warga negara Indonesia/asing yang telah melakukan perjalanan dari luar negeri sebagai keputusan tepat. Di satu sisi, pemerintah juga mesti mempertegas soal kebijakan pembatasan mobilitas dan pendisiplinan protokol kesehatan agar bisa terus menekan angka penularan.
"Saya kira ini kebijakan (karantina 10 hari) yang bagus," ujarnya.
Baca Juga:
Omicron Menyebar, DPR: Jangan Sepelekan, Perbaiki Manajemen Pemantauan
Sebelumnya, Ketua MCCC Mohammad Agus Samsudin mengimbau masyarakat mengonsumsi makanan yang bergizi serta rajin berolahraga, di samping memperketat disiplin Prokes untuk mencegah tertular Omicron di Indonesia.
Agus berharap masyarakat tidak lengah karena menurut para pengamat varian Omicron tiga kali lebih mungkin memicu infeksi ulang (reinfeksi) dibandingkan dengan varian Delta atau Beta.
Baca Juga:
Kiat Waspadai Varian Omicron versi Jubir Satgas COVID-19 UNS Solo
Selain memperketat pintu masuk negara, menurut dia, pemerintah perlu meningkatkan surveilans genomik. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tidak panik mengingat pemerintah telah berupaya menahan varian baru itu masuk.
"Jangan panik, pemerintah sudah membuat kebijakan untuk menahan Omicron supaya tidak masuk," kata dia. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
