Omicron Menyebar, DPR: Jangan Sepelekan, Perbaiki Manajemen Pemantauan

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Desember 2021
Omicron Menyebar, DPR: Jangan Sepelekan, Perbaiki Manajemen Pemantauan

Tes COVID-19. (Foto: MP/ Ismail)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah pengendalian varian Omicron dengan jalan menutup pintu kedatangan dari 11 negara. Termasuk memperlama karantina dari luar negeri jadi 10 hari. Langkah langkah tersebut, diyakini bisa mengurangi penyebaran varian COVID-19 anyar ini di dalam negeri.

Anggota Komisi VII DPR , Mulyanto, meminta Pemerintah serius melakukan riset dengan mengkoordinasikan semua lembaga penelitian virologi untuk melakukan pemantauan jam per jam perkembangan Omicron.

Baca Juga:

Waspada Omicron, Ini Saran Jubir Satgas COVID-19 UNS Solo kepada Pemerintah

Pemerintah, lanjut Mulyanto, jangan mengulang kesalahan terdahulu yang menganggap remeh dampak penyebaran varian Delta COVID-19. Kali ini Pemerintah harus lebih serius menangani persebaran Omicron. Salah satunya harus bekerja berdasarkan riset dan data.

Saat in, WHO sudah mengkategorikan varian Omicron sebagai varian of concern (VoC) yang meningkat dari sebelumnya sebagai varian of interest (VoI). Karena itu Pemerintah harus memberi perhatian yang serius terhadap perkembangan virus ini.

"Sudah bukan lagi hari per hari," kata Mulyanto kepada wartawan yang dikutip di Jakarta, Jumat (3/12).

Pemerintah, imbuh Mulyanto, mesti memiliki data yang lengkap dan akurat terkait kecepatan penyebaran, teritorial penyebaran yang telah terjadi, dan karakteristik, perilaku maupun keganasannya. Termasuk efek dari varian omicron ini terhadap vaksin dan antibodi yang terbentuk dari infeksi alamiah.

Apalagi pandemi, lanjut ia, sudah berjalan hampir dua tahun dan semakin bepengalaman dalam mengelola kondisi pandemi COVID-19.

Baca Juga:

Satgas COVID-19: Vaksinasi Bukan Satu-satunya Upaya Cegah Varian Omicron

"Tentunya semakin hari, manajemen pandemi kita harus semakin baik,” tegas Mulyanto.

Pemerintah, ujar Mulyanto, harus bisa menunjukan kesungguhan kerja kepada publik agar tidak berkembang prasangka yang negatif.

"Pemerintah harus memahami bahwa tingkat kepercayaan publik pada perkembangan kasus omicron ini sangat rendah," ujar politikus PKS ini.

Varian Omicron ini berasal dari Afrika dan telah menyebar ke beberapa negara Eropa, Asia dan Amerika Seriat termasuk Australia. Hasil sementara riset virology laboratorium utama dunia menunjukkan, bahwa varian Omicron ini memliki tingkat penyebaran yang cepat. WHO juga menerangkan, bahwa ada kurang dari 100 sekuens genom utuh yang tersedia. (Knu)

Baca Juga:

Guru Besar UI Tegaskan PCR Masih Berfungsi Deteksi COVID-19 Omicron

#Vaksinasi #Vaksin Covid-19 #COVID-19
Bagikan

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Bagikan