Mobil Kepolisian AS Mampu Membunuh Virus Corona

Leonard Leonard - Senin, 15 Juni 2020
Mobil Kepolisian AS Mampu Membunuh Virus Corona

Ford memperkenalkan alat pemanas baru (Foto: freep)

Ukuran:
14
Audio:

KETIKA protes terhadap kebrutalan polisi di AS, pandemi COVID-19 terus berlanjut. Setiap interaksi antara polisi dan warga negara berpotensi menyebabkan paparan dan penyebaran virus. Namun hal itu menimbulkan pertanyaan serius.

Bagaimana jika seorang simpatisan yang ditahan di dalam mobil polisi terpapar virus? Lalu bagaimana bisa pihak berwenang memastikan hak keamanan seseorang?

Pengembangan perangkat lunak dari Ford mungkin bisa menjadi jawabannya. Pabrikan mobil tersebut telah memperkenalkan alat pemanas baru untuk model SUV Interceptor Utility Polisi keluaran 2013 hingga 2019.

Baca juga:

Robotika DOF Hadirkan Solusi Perawatan Kesehatan Memerangi COVID-19

1
Ditujukan untuk tipe keluaran 2013 - 2019 (Foto: groovecar)

Pada dasarnya adalah patch perangkat lunak yang mengaktifkan powertrain dan sistem kontrol iklim kendaraan. Memanaskan kabin mobil dengan suhu lebih dari 56 derajat Celcius untuk menghilangkan SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

Pengaturan panas dan kipas beroperasi pada kondisi tinggi selama proses ini. Sementara perangkat lunak memonitor suhu bagian dalam.

Untuk mengetahui apakah pendekatan ini efektif, dan untuk menemukan suhu dan durasi waktu yang tepat untuk pemanasan, Ford berkolaborasi dengan para ilmuwan dari The Ohio State University.

"Studi kami dengan Ford Motor Company menunjukkan bahwa mengekspos virus corona pada suhu 56 derajat Celcius selama 15 menit, mengurangi konsentrasi virus lebih dari 99 persen pada permukaan interior dan bahan yang digunakan di dalam kendaraan Polisi Interceptor Utility," kata Jeff Jahnes dan Jesse Kwiek, pengawas laboratorium di departemen mikrobiologi Negara Bagian Ohio.

Sementara penelitian baru menunjukkan COVID-19 mungkin tidak tahan terhadap panas, hasilnya belum pasti. Sebuah penelitian dilakukan April 2020 di laboratorium biosecurity tingkat tinggi Angkatan Darat AS di Fort Detrick, Maryland.

Itu menunjukkan peningkatan suhu, kelembaban, dan sinar matahari dapat meningkatkan tingkat kematian virus, berdasarkan waktu paruh ketika terpapar unsur-unsur tersebut. Namun, hasil penelitian belum ditinjau kembali.

Baca juga:

Unjuk Rasa Antirasialisme Bisa Cetuskan COVID-19 Gelombang Dua, ini Alasannya

2
Mampu engurangi konsentrasi virus lebih dari 99 persen pada permukaan interior (Foto: detroitnews)

Para peneliti di University of Connecticut menemukan SARS-Cov-2 akan menurun dengan paparan suhu yang lebih tinggi, kelembaban, dan sinar ultraviolet. Penelitian itu juga belum ditinjau ulang.

Sementara itu, penelitian yang diposting ke server preprint BioRXiv pada bulan April berpendapat bahwa beberapa strain SARS-CoV-2 dapat benar-benar bertahan pada suhu 60 derajat Celcius hingga satu jam. Namun sekali lagi, para ahli lain belum meninjau klaim ini.

Dalam secara kelayakan, tambahan perangkat lunak Ford tidak mengklaim mampu membunuh semua jenis SARS-CoV-2, atau dalam semua konsentrasi. Tujuannya hanya untuk mengurangi jumlah virus di mobil polisi, yang merupakan langkah yang tempat.

Dengan kabin yang sangat panas, Ford memastikan polisi akan memiliki beberapa cara berbeda untuk mengidentifikasi pemanasan yang sedang berlangsung.

Lampu-lampu bahaya bagian belakang akan menyala dengan pola untuk menginformasikan petugas jika proses telah dimulai. Lampu akan berubah di akhir untuk memberi sinyal penyelesaian.

Lampu instrumen juga akan menunjukkan perkembangan. Untuk alasan keamanan, proses pemanasan tidak dapat dilakukan saat petugas berada di dalam.

Departemen kepolisian besar dengan pusat layanan mereka sendiri dapat menginstal tambalan perangkat lunak dengan alat diagnostik mereka sendiri.

Unit lain dapat bekerja dengan dealer Ford setempat. Namun sampai sekarang sepertinya warga sipil tidak akan memiliki akses ke tambahan perangkat lunak yang sama. (lgi)

Baca juga:

Pilot Kanada Melakukan Manuver untuk Menghormati George Floyd

#Mobil #Virus Corona #Demonstrasi #Polisi AS
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Dunia
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Protes ini juga menjadi titik puncak sentimen lama terhadap politisi, keluarga mereka, dan kekhawatiran atas korupsi.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
Dunia
Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah
Militer jarang dikerahkan di Nepal dan awalnya tetap berada di barak ketika polisi gagal mengendalikan situasi.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah
Dunia
Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan
Namun, kelompok Gen Z, yang memimpin protes tersebut, telah menjauhkan diri dari aksi perusakan itu.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan
Dunia
Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa
Rajyalaxmi Chitrakar sempat dilarikan ke Rumah Sakit Khusus Luka Bakar Kirtipur, tetapi meninggal dalam perawatan.
Wisnu Cipto - Rabu, 10 September 2025
Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa
Dunia
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Demonstrasi, yang disebut sebagai protes Generasi Z, dimulai setelah pemerintah memblokir platform seperti Facebook, X, dan YouTube, dengan alasan perusahaan-perusahaan itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Dunia
PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal
Situs media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X, tidak dapat diakses di Nepal sejak Jumat (5/9), setelah pemerintah memblokir 26 platform yang belum terdaftar.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 September 2025
PM Sharma Oli Mundur Setelah Demonstrasi yang Tewaskan Warga Nepal
Dunia
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Massa mengepung gedung Parlemen sebelum polisi melepaskan tembakan ke arah para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Indonesia
Dijenguk Menko Yusril di Rutan Polda, Delpedro Marhaen Bersikukuh Tidak Bersalah
Delpedro kini berstatus sebagai tersangka dugaan penyebaran hasutan melalui media sosial yang memicu kerusuhan saat demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 September 2025
Dijenguk Menko Yusril di Rutan Polda, Delpedro Marhaen Bersikukuh Tidak Bersalah
Berita
Menko Polkam Sjafrie Pastikan Indonesia Aman meski Masih Ada Demo
Sjafrie mengatakan pemerintah akan terus melakukan dialog dan komunikasi dengan kelompok-kelompok yang melakukan demonstrasi.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Menko Polkam Sjafrie Pastikan Indonesia Aman meski Masih Ada Demo
Indonesia
Polisi Berhasil Tangkap 3 Pelaku yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar Milik Bank Jateng Wonogiri
Polisi berhasil menangkap tiga pelaku yang membawa kabur Rp 10 miliar milik Bank Jateng cabang Wonogiri, Senin (8/9) lalu.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
Polisi Berhasil Tangkap 3 Pelaku yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar Milik Bank Jateng Wonogiri
Bagikan