Mitos, Kedelai Bisa Obati Osteoporosis
Kedelai bantu cegah osteoporisi. (foto: pexels-matthias-zomer)
KEDELAI bukanlah bahan makanan yang asing bagi orang Indonesia. Tempe dan tahu merupakan olahan kedelai nan jamak dikonsumsi sehari-hari. Manfaat biji-bijian bahan pembuat kedelai ini telah lama diakui. Salah satunya ialah kedelai disebut bisa mengobati osteoporosis.
Namun, apa benar demikian?
BACA JUGA:
Seperti dilansir The List, Osteoporosis merupakan penyakit tulang kronis. Meski osteoporosis tak dapat disembuhkan secara total, kamu dapat mengelola gejalanya melalui perubahan gaya hidup. Sebagai permulaan, cobalah untuk meningkatkan asupan harian kalsium dan vitamin D. Pakar kesehatan merekomendasikan sekitar 1.200 mg kalsium per hari untuk perempuan di atas 50 tahun dan 1.000 mg untuk pria dalam kelompok usia yang sama, dibagi menjadi 500 hingga 600 mg per dosis. Kamu juga membutuhkan setidaknya 600 iu vitamin D per hari untuk memaksimalkan penyerapan kalsium.
Selain itu, Mayo Clinic juga merekomendasikan konsumsi banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Makanan tersebut kaya akan vitamin A, vitamin K, magnesium, potasium, dan nutrisi lain yang bisa meningkatkan kesehatan tulang. Dalam hal biji-bijian, kedelai kaya akan nutrisi yang bisa membantu mengobati osteoporosis. Kedelai dipenuhi kalsium, protein, dan nutrisi penting lainnya. Semua kandungan nutrisi itu akan menjaga tulang kamu lebih kuat.
Satu porsi atau 3,5 ons kedelai menawarkan sekitar 36 gram protein nabati. Jumlah itu mencakup 38 persen dari asupan kalium harian yang direkomendasikan. Selain itu, terdapat juga lebih dari 20 persen tunjangan kalsium harian yang direkomendasikan. Kamu juga akan mendapatkan sejumlah besar zat besi, vitamin B, tembaga, mangan, fosfor, seng, dan selenium.
BACA JUGA:
Bukti klinis menunjukkan hubungan positif antara konsumsi kedelai dan kesehatan tulang. Misalnya, sebuah studi 2018 menyelidiki efek kedelai pada tikus betina dengan tingkat kebugaran rendah. Hewan yang mengonsumsi tepung kedelai selama 30 minggu mengalami peningkatan peningkatan pada kekuatan tulang yang lebih besar daripada pada saat mengonsumsi tepung jagung.
Para peneliti percaya bahwa isoflavon kedelai, kelas senyawa mirip ekstrogen, dapat mengubah protein dan hormon yang bertanggung jawab atas pengeroposan tulang, mengurangi stres oksidatif, dan meningkatkan kesehatan metabolisme. Dalam penelitian lain, protein kedelai terbukti bisa meningkatkan pembentukan tulang pada perempuan pascamenopause dalam satu tahun pengobatan. Namun, hal tersebut tidak mencegah pengeroposan tulang atau osteoporosis.
Kedelai tidak mungkin mengobati osteoporosis. Namun, nampaknya kedelai memiliki efek menguntungkan pada kesehatan tulang. Menurut bukti klinis yang disajikan dalam jurnal Maturitas, dengan kandungan nan kaya akan protein dan isoflavon, kacang-kacangan ini dapat mencegah osteoporosis dan mengurangi risiko patah tulang.(yos)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas