Cegah Osteoporosis sejak Dini


Gizi seimbang dan olahraga jadi kunci kepadatan tulang.(Sumber: Pexels/karolina grabowska)
SEIRING bertambahnya usia, bertambah pula berbagai masalah kesehatan, seperti badan pegal, cepat lelah, tulang sendi kaku, dan berkurangnya kepadatan tulang atau osteoporosis serta sarkopenia.
Menurut pedoman pengendalian osteoporosis yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia lebih dari 50 tahun mengalami osteoporosis. Selain itu, diperkirakan 2 dari 5 penduduk Indonesia juga berisiko terkena osteoporosis. Padahal, pada 2050, pria dan wanita lebih dari 50 tahun—mereka yang paling berisiko terkena osteoporosis—akan menjadi 1/3 dari total penduduk Indonesia.
BACA JUGA:
WHO telah Keluarkan Rekomendasi Vaksin Malaria untuk Anak Berisiko
Osteoporosis dapat menyerang siapa saja terutama dewasa dan lansia. “Osteoporosis merupakan penyakit penurunan massa tulang yang tersembunyi (silent disease) di mana tanda dan gejalanya tidak disadari," ujar dokter spesialis Ortopedi & Traumatologi, dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp. OT (K).
Penyakit ini bisa dikatakan silent disease karena pasien biasanya tidak merasakan keluhan apapun hingga suatu saat bisa terjadi patah tulang hingga penurunan kualitas hidup. "Osteoporosis sebenarnya bisa ditangani melalui pola hidup sehat, konsumsi nutrisi tepat, olahraga yang sesuai, serta deteksi sedini mungkin,” tutur Ricky Edwin.

Kepadatan tulang berkurang saat usia lanjut. (Sumber: pexels/cottonbro)
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Ida Gunawan, MS. Sp. GK (K), FINEM menganjurkan masyarakat mulai memperbaiki gaya hidup dan juga pola makan. Menurutnya, osteoporosis dapat disebabkan salah satunya karena faktor usia, rendahnya asupan kalsium, antioksidan, dan protein, maupun kurangnya aktivitas fisik serta gaya hidup yang kurang sehat. Pola hidup sehat harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah osteoporosis. "Sangatlah penting untuk konsumsi nutrisi yang seimbang dan tepat dan juga melakukan gaya hidup sehat, salah satunya adalah dengan tidak merokok, karena asap rokok yang merupakan radikal bebas dapat memperburuk kondisi osteoporosis," urainya.
"Konsumsilah nutrisi yang tepat dan seimbang, misalnya makan makanan yang cukup mengandung protein, vitamin dan mineral seperti kalsium, magnesium, vitamin D, serta makanan yang kaya antioksidan seperti buah zaitun. Makanan bergizi seimbang ini harus ada dalam menu harian kita setiap harinya mulai dari usia muda sampai usia lanjut,’’ lanjut Ida Gunawan.

Sementara itu, dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO, spesialis kedokteran olahraga menjelaskan selain nutrisi setiap hari yang perlu diperhatikan, salah satu cara terbaik untuk memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis ialah dengan berolahraga secara teratur. “Saat berolahraga, kita tidak hanya membangun otot dan daya tahan, tetapi juga membangun dan mempertahankan jumlah dan ketebalan tulang atau kepadatan massa tulang," jelasnya. Menurut Andi, wajib melakukan aktivitas fisik sebanyak 30 menit setiap hari dengan tetap memperhatikan beban yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.(Avia)
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
