Menurut Penelitian Terbaru CDC, Moderna Vaksin Paling Efektif

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 22 September 2021
Menurut Penelitian Terbaru CDC, Moderna Vaksin Paling Efektif

Moderna merupakan salah satu vaksin untuk melawan COVID-19. (Foto: Unsplash/Ian Hutchinson)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

STUDI head-to-head dari ketiga vaksin virus corona resmi di Amerika Serikat menemukan, bahwa vaksin Moderna sedikit lebih efektif daripada vaksin Pfizer dalam penggunaan kehidupan nyata dalam mencegah seseorang masuk rumah sakit.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS memimpin studi vaksinasi nasional yang melibatkan lebih dari 3.600 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 antara Maret dan Agustus.

Baca Juga:

Cara Mengakses Sertifikat Vaksin COVID-19 di Pedulilindungi

vaksin
Penelitian di Amerika tentang efektivitas merk vaksin. (Foto: Unsplash/Fadil Fauzi)

Di antara orang dewasa AS tanpa kondisi immunocompromising, efektivitas vaksin terhadap rawat inap COVID-19 selama 11 Maret-15 Agustus 2021 lebih tinggi untuk vaksin Moderna (93 persen) daripada vaksin Pfizer-BioNTech (88 persen) dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson (71 persen)," tulis tim tersebut dalam laporan mingguan CDC tentang kematian dan penyakit yang diberitakan CNN (20/9).

"Meskipun data dunia nyata ini menunjukkan beberapa variasi dalam tingkat perlindungan oleh vaksin, semua vaksin COVID-19 yang disetujui atau disahkan FDA memberikan perlindungan substansial terhadap rawat inap COVID-19," demikian dituliskan dalam laporan.

Mereka menemukan, perbedaan terbesar antara vaksin yang dibuat oleh Moderna dan vaksin Pfizer/BioNtech didorong oleh penurunan yang dimulai sekitar empat bulan setelah orang divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer.

"Perbedaan efektivitas vaksin antara vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech mungkin karena kandungan mRNA yang lebih tinggi dalam vaksin Moderna, perbedaan waktu antara dosis (3 minggu untuk Pfizer-BioNTech versus 4 minggu untuk Moderna), atau kemungkinan perbedaan antara kelompok yang menerima setiap vaksin yang tidak diperhitungkan dalam analisis," tulis tim tersebut.

Baca Juga:

Jika Sudah Pernah Terkena COVID-19, Apa Masih Butuh Vaksin?

vaksin
Vaksin Moderna dianggap CDC sedikit lebih efektif daripada merk lain. (Foto: Unsplash/Mufid Majnun)

"Keefektifan vaksin untuk vaksin Pfizer-BioNTech adalah 91 persen pada 14 -120 hari setelah menerima dosis vaksin kedua tetapi menurun secara signifikan menjadi 77 persen pada lebih dari 120 hari," mereka menambahkan.

Vaksin Pfizer dan Moderna keduanya menggunakan materi genetik yang disebut messenger RNA untuk memberikan kekebalan, tetapi mereka menggunakan dosis yang berbeda dan formulasi yang sedikit berbeda. Vaksin Janssen menggunakan virus flu biasa yang tidak aktif yang disebut adenovirus - vektor virus - untuk membawa instruksi genetik ke dalam tubuh.

“Satu dosis vaksin vektor virus Janssen memiliki respons antibodi anti-SARS-CoV-2 yang relatif lebih rendah dan efektivitas vaksin terhadap rawat inap COVID-19,” kata tim tersebut. "Memahami perbedaan efektivitas vaksin berdasarkan produk vaksin dapat memandu pilihan individu dan rekomendasi kebijakan mengenai booster vaksin. Semua vaksin COVID-19 yang disetujui atau disahkan FDA memberikan perlindungan substansial terhadap rawat inap COVID-19," mereka menjelaskan.

Baca Juga:

Ayo Vaksin, Jadi Jagoan demi Mewujudkan Herd Immunity

vaksin
Analisis ini tidak mempertimbangkan anak-anak, orang dewasa dengan gangguan kekebalan. (Foto: Pexels/FRANK MERIÑO)

CDC bekerja dengan para peneliti di seluruh negeri untuk mempelajari 3.689 pasien di 21 rumah sakit di 18 negara bagian untuk penelitian ini. Mereka juga melihat antibodi dalam darah 100 sukarelawan sehat setelah mereka divaksinasi dengan salah satu dari tiga vaksin yang tersedia.

“Data dunia nyata ini menunjukkan bahwa rejimen vaksin mRNA Moderna dan Pfizer-BioNTech dua dosis memberikan lebih banyak perlindungan daripada rejimen vaksin vektor virus Janssen satu dosis. Meskipun vaksin Janssen memiliki efektivitas vaksin yang diamati lebih rendah, satu dosis vaksin Janssen masih mengurangi risiko rawat inap terkait COVID-19 sebesar 71 persen," tulis mereka.

Penelitian ini memiliki keterbatasan. "Analisis ini tidak mempertimbangkan anak-anak, orang dewasa dengan gangguan kekebalan, atau efektivitas vaksin terhadap COVID-19 yang tidak mengakibatkan rawat inap," tulis tim tersebut. Plus, para sukarelawan hanya diikuti selama 29 minggu atau lebih dari enam bulan. (aru)

Baca Juga:

Pentingnya Suntikan Vaksin Kedua COVID-19

#Kesehatan #Vaksinasi #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan