Kesehatan

Ayo Vaksin, Jadi Jagoan demi Mewujudkan Herd Immunity

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Sabtu, 07 Agustus 2021
Ayo Vaksin, Jadi Jagoan demi Mewujudkan Herd Immunity

Mendapatkan vaksin sampai dosis kedua. (Foto: Unsplash/Mat Napo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DI tengah mewabahnya pandemi COVID-19, istilah herd immunity ramai diperbincangkan karena dianggap dapat membantu menekan penyebaran virus. Padahal, istilah ini sebenarnya sudah lama dan berkaitan erat dengan cakupan imunisasi atau vaksinasi. Lantas, apa sih itu herd immunity dan bagaimana dampaknya?

Menurut dr Sienny Agustin, Medical Editor Alodokter, dalam siaran langsungnya bersama Merahputih.com, Jumat (6/8), herd immunity adalah kekebalan dari suatu kelompok terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap penyakit, semakin sulit pula penyakit itu untuk menyebar ke kelompok tertentu.

Di masa seperti ini, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang adalah vaksinasi. Jadi kelompok yang rentan seperti bayi dan lansia, akan terlindungi melalui vaksinasi. Penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit yang rendah.

“Untuk terciptanya herd immunity yang maksimal, targetnya adalah 70 persen masyarakat harus sudah divaksin. Sedangkan di negara kita masih 10 persen, dan tentunya masih sangat jauh dari target,” kata Sienny.

Baca juga:

Kapolri Prediksi 'Herd Immunity' di Jawa Timur Terbentuk Akhir Agustus

Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh, lanjut Sienny, akan membuat tubuh kita memiliki memori terhadap COVID-19. Jika ada virus yang masuk, maka tubuh bisa mengenali virus itu sendiri dan tidak boleh menerimanya.

“Semakin banyak orang yang divaksin tentu banyak kelompok yang kebal. Jadi vaksi ini bukan obat, tetapi untuk mengurangi kita dari terpapar COVID-19 (dalam situasi saat ini). Vaksin ini juga upaya pemerintah untuk melindungi kita agar tidak tertular dan semakin parah,” ujar Sienny.

Sienny juga menegaskan bahwa orang yang sudah divaksin, bahkan sudah mendapat dosis kedua, bukan berarti mereka tidak bisa terpapar COVID-19. Ia mengibaratkan bahwa vaksin yang kita terima adalah benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Perlu waktu bagi vaksin itu membentuk kekebalan tubuh dalam diri seseorang.

“Vaksin ini memberikan kita perlindungan, tetapi masih ada kemungkinan untuk terinfeksi. Jangan diabaikan. Meskipun sudah divaksin lengkap, tetap protokol kesehatan 5M tetap harus dijaga, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobillitas,” kata Sienny.

Baca juga:

Vaksinasi Gotong Royong Percepat Herd Immunity

Jangan Takut Divaksin Demi Terciptanya Herd Immunity
Kekebalan dalam suatu kelompok. (Foto: Unsplash/Naassom Azevedo)


Buat kamu yang sudah pernah terpapar COVID-19, bukan berarti tidak bisa terpapar untuk kedua kalinya. Sienny menjelaskan, tubuh masih memiliki memori terhadap COVID-19 itu sendiri dan pemberian vaksin di sini masih diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh.

Bagi yang sudah pernah terpapar COVID-19 dan ingin divaksin, boleh menerimanya tiga bulan setelah dinyatakan sembuh.

“Tidak ada vaksin yang dinyatakan paling efektif di Indonesia. Semua vaksin sudah di screening oleh WHO, yakni minimal 50 persen dan semuanya lebih dari itu. Saya rasa yang paling efektif sebernarnya kalo kita mau divaksin dan menetapkan 5M. Jadi percuma kalo dia menggunakan yang ‘paling bagus’ tapi lalai,” ujar Sienny.

Untuk mempercepat target herd immunity sebesar 70 persen, selain dari distribusi pemerintah, diri kita sendirilah yang jadi penentu apakah COVID-19 ini bisa segera mereda atau tidak. Kalau kita sendiri saja tidak mau divaksin padahal merasa sehat, bagaimana bisa turun angkanya?

Sienny pun memberikan tips apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menerima vaksin.

Jangan Takut Divaksin Demi Terciptanya Herd Immunity
Yang terpenting menerapkan 5M. (Foto: Unsplash/Kellu Sikkema)

“Yang paling penting kita mempersiapkan diri kita, imun kita. Caranya dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang, nutrisinya dipenuhi, makan sayur, makan buah, dan karbohidrat yang lebih sehat seperti nasi merah atau oatmeal,” kata Sienny.

“Setelah semuanya cukup, jangan lupa istirahat itu juga penting. Kita juga bisa olahraga dan jangan baca berita yang meresahkan, karena itu bisa memberikan sugesti yang buruk ke otak kita,” lanjutnya.

Setelah vaksin pun kita juga harus makan makanan yang seimbang, minum agar tubuh tidak dehidrasi, istirahat, dan yang lebih penting menurut Sienny tetap di rumah selama dua minggu. Kalau memang perlu keluar, tetap menerapkan protokol kesehatan.

Jadi bagaimana sobat Merah Putih? Yuk, jangan segera lakukan vaksinasi demi terciptanya kondisi yang lebih baik! (and)

Baca juga:

Kapolri Optimistis Jatim Capai Herd Immunity di Akhir Agustus

#Kesehatan #Vaksin Covid-19 #Agustus Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan