Kesehatan

Jika Sudah Pernah Terkena COVID-19, Apa Masih Butuh Vaksin?

annehsannehs - Sabtu, 19 Desember 2020
Jika Sudah Pernah Terkena COVID-19, Apa Masih Butuh Vaksin?

Vaksinasi COVID-19 akan dilaksanakan mulai akhir tahun 2020 ini. (Foto: Pexels/cottonbro)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

VAKSIN COVID-19 menjadi perbincangan dimana-mana. Kehadiran vaksin Coronavirus pertama kali di Indonesia pun sudah cukup menghebohkan masyarakat pada awal Desember lalu.

Maklum, sudah terlalu lama kita disajikan dengan berita-berita yang menyedihkan sehingga informasi tentang vaksin dianggap sebagai secercah harapan untuk bisa kembali hidup normal tanpa kehadiran virus Corona.

Baca juga:

Seorang Bayi di AS Diduga Meninggal Karena Corona

illustrasi virus Corona. . (Foto- Smithsonian Magazine)
Orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 tetap harus menerima vaksin.. (Foto: Unsplash/CDC)

Di bagian negara lain, tepatnya Amerika Serikat, suntikan vaksin telah diberikan kepada sejumlah petugas kesehatan. Meski begitu, banyak pertanyaan yang timbul seiring dengan isu vaksin yang hadir, apakah orang yang sudah pernah terjangkit virus Corona harus vaksin lagi?

Menurut Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 tetap harus menerima vaksin. Seperti yang dikutip dari laman Health, slide presentasi milik ACIP yang ditampilkan untuk pertemuan dengan CDC pada 12 Desember lalu menyebutkan bahwa vaksinasi tergolong aman dan mungkin manjur untuk orang yang pernah terinfeksi COVID-19.

Menurut Stephen Russell, MD, PhD, CEO dan co-founder dari Imanis Life Sciences, terkadang orang-orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 memang memiliki kekebalan tubuh untuk virus tersebut. Meski begitu, kekebalan terhadap Coronavirus tersebut bergantung pada tingkat imun tubuh masing-masing.

Dr Russell mengatakan bahwa tingkat antibodi penetral yang lebih tinggi bisa memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi baru. "Gejala infeksi yang lebih parah biasanya membuat tingkat antibodi penetral yang lebih tinggi, sementara gejala yang lebih ringan bisa menyebabkan produksi antibodi penetralisasi yang lebih rendah atau tidak terukur," ungkapnya kepada Health.

Baca juga:

Vaksin Corona Sudah Ada, Seperti Apa Khasiatnya?

Kapan kira-kira kita akan mendapatkan vaksin?  (Foto- Pexels/Miguel A. Padrinan)
Kapan kira-kira kita akan mendapatkan vaksin? (Foto: Pexels/Miguel A. Padrinan)

Dengan kata lain, jika kamu mengalami gejala ringan ketika terinfeksi COVID-19, artinya sistem kekebalan tubuh kamu belum cukup untuk membentuk antibodi.

Meski begitu, fenomena tersebut juga berlaku bagi mereka yang mengalami gejala sangat parah. Penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Immunology pada Mei lalu menyimpulkan bahwa infeksi COVID-19 dengan gejala yang sangat parah bisa membuat respon kekebalan tubuh manusia menjadi terlalu letih. Kemudian memori kekebalan tubuh terhadap virus yang sama tidak bisa terbentuk secara memadai.

Ketika orang yang sudah pernah terjangkit COVID-19 mendapatkan vaksinasi, kekebalan mereka akan meningkat secara efektif sehingga bisa terlindungi lebih lama. Walau sudah divaksinasi pun, mereka tetap membutuhkan dosis penguat tambahan untuk menjaga kekebalan tubuh mereka. Dr Russell mengatakan bahwa sampai saat ini masih didiskusikan mengenai jadwal vaksinasi bagi para orang yang berpotensi tinggi terinfeksi COVID-19, apakah tiap enam bulan atau 12 bulan sekali. (SHN)

Baca juga:

Vaksin COVID-19 Pertama Buatan Moderna Telah Memberikan Hasil yang Menjanjikan

#Kesehatan #Vaksinasi #Vaksin Covid-19 #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan