Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Beberkan Rahasia Sukses kembangkan Bisnis Mikro
Produsen harus terus melakukan pembaharuan. (Foto: Pexels/rawpixel.com)
SETIAP tahunnya, negara berkomitmen untuk memberikan Kredit Usaha Rakyat untuk masyarakat Indonesia. Sayangnya, KUR yang diberikan acap kali mengalami kemacetan. Kemacetan dalam perkreditan tersebut berdampak pada kegiatan produksi. Akibatnya, perekonomian pun tidak berkembang dengan baik.
Ditemui di acara peluncuran program pelatihan SHEWORKZ oleh Zilingo, Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menguraikan beberapa poin yang dapat menimbulkan kemacetan Kredit Usaha Rakyat.
Baca Juga:
"Mayoritas dana Kredit Usaha Rakyat dimanfaatkan oleh para pedagang. Sebaliknya untuk produksi angkanya sangat kecil. Ini dapat menyebabkan kemacetan," tutur Darmin ditemui Rabu (16/10).
Supaya pemberian kredit berjalan efektif, Darmin memaparkan ada hal lain yang perlu dilakukan. "Pertama memberikan kredit usaha rakyat kepada cluster, komunitas, kelompok. Lalu kita buat persyaratan supaya mereka bisa saling kontrol satu sama lain," ujarnya.
Hal kedua yang perlu diperhatikan para produsen adalah perlu adanya upaya untuk memperbaiki standar. "Jika produk yang dijual sesuai standar pasar maka besar kemungkinan produk mereka akan dibeli oleh konsumen dan pendapatan bisa untuk produksi berikutnya," jelas Darmin.
"Jika tidak ada standarnya maka akan menimbulkan masalah," cetusnya.
Untuk dapat mengupgade standar, Darmin menyarankan untuk menyelenggarakan vokasi yang terkait dengan industri yang dijalankan. "Walaupun hanya dua minggu, pelatihan bisa membuat mereka tahu standarnya dan bisa mengevaluasinya," ucapnya.
Baca Juga:
Seandainya produk yang mereka jual belum memenuhi standarisasi, mereka bisa dengan mudah menemukan solusi dan segera melakukan pembenahan. Kegiatan produksi pun jauh lebih efektif.
Yang terakhir ia berharap agar para pegiat industri untuk memperluas sektor kegiatannya. "Selama ini masyarakat hanya terjebak di sektor yang itu-itu saja seperti pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan, atau peremajaan kelapa sawit. Kita perlu produksi di sektor jasa," bebernya. Menurutnya, sektor jasa lebih minim resiko namun berpotensi besar untuk sukses di pasaran.
Dari berbagai sektor jasa yang tersedia, Darmin melihat produksi busana sebagai sektor paling besar. "Produksi di sekotr ini merupakan kegiatan paling besar dalam industri dan ekspor," tukasnya. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Dukung Langkah Purbaya, DPR: Pengusaha Rokok Rumahan Dirangkul, Bukan Dipukul
PNM Kalahkan Grameen Bank dan BRAC, Raih Penghargaan Global Microfinance & Female Empowerment Award
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Berkontribusi Dorong Pertumbuhan Daerah, Haji Isam Terima Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Prabowo
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos